Siapa sih yang nggak kenal dengan kakak dan adik Mischka dan Devon ini? Kakak dan adik yang memiliki segudang prestasi dan membuat bangga Indonesia kali ini bikin prestasi yang baru.
Keduanya belum lama ini menjadi pembicara termuda dalam acara side event KTT ke-43 ASEAN, ASEAN Future Generation Business Forum. Forum itu adalah sebuah forum diskusi interaktif dan berbagi pengetahuan, yang bertujuan membangun generasi muda ASEAN yang tangguh, dan memastikan masa depan yang lebih cerah bagi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya tampil sebagai pembicara termuda di Ritz Carlton, Jakarta. Keduanya berbicara di tengah tokoh-tokoh penting yang ada di ASEAN. Di antaranya tokoh-tokoh penting yang menghadiri acara ini adalah, Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno, Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Adam Adli Abdul Halim.
Mengusung tema Empowering Tomorrow: Youth as Future Leader, Paving The Path to a Brighter Future in ASEAN, Mischka dan Devon memberikan semangat baru bagi generasi muda untuk menjadi pemimpin-pemimpin visoner masa depan melalui beragam talenta, inovasi dan karya.
Mischka dan Devon memaparkan tantangan-tantangan baru di era digitalisasi, pola pemikiran kekinian, dan model-model bisnis baru yang perlu dipahami.
"Cara berpikir Gen Z dan Gen Alpha berbeda dengan generasi sebelumnya, karena informasi dan digitalisasi telah mengubah cara pandang dan gaya hidup mereka secara mendasar. Lahir di era modern ini menjadikan generasi muda pengadopsi awal dalam inovasi dan teknologi, yang merupakan salah satu, dan bahkan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara," ungkap Devon dalam rilis yang diterima.
"Bisnis-bisnis sekarang harus bisa evolve dengan teknologi dan perkembangan zaman, perlu melihat lebih daripada sekadar keuntungan dalam arti tradisional, dan juga mau bekerjasama dalam memanfaatkan pengetahuan teknologi, dengan tujuan memajukan negara-negara ASEAN," terang Devon lagi.
"Ambil contoh kolaborasi fintech di negara-negara anggota ASEAN baru-baru ini. Pengembangan inisiatif fintech lintas batas di kawasan ASEAN menjanjikan peningkatan sentralitas, mendorong inovasi, dan mendorong inklusi. Hal ini tidak hanya menarik pelanggan internasional, tetapi juga menarik perhatian dan investasi dari seluruh dunia, serta memperkuat sentralitas kawasan ASEAN di kancah global," tambah Mischka.
Keduanya juga berbagi soal pekerjaan yang paling dibutuhkan di masa mendatang.
"Pekerjaan di bidang teknologi ini misalnya seperti software development, data analysis, artificial intelligence. Selain itu pekerjaan lain yang juga akan sangat berpengaruh pada masa depan anak muda adalah di bidang healthcare dan sustainability," terang Devon.
(wes/pus)