Alshad Ahmad Tegaskan Penyebab Kematian Bayi Harimau

Round-Up

Alshad Ahmad Tegaskan Penyebab Kematian Bayi Harimau

Tim Detikhot - detikHot
Jumat, 28 Jul 2023 06:30 WIB
Alshad Ahmad
Foto: Instagram @alshadahmad
Jakarta -

Alshad Ahmad akhirnya buka suara mengenai penyebab kematian bayi harimau yang ada di area kediaman pribadinya. Dia menegaskan bayi harimau miliknya mati bukan karena virus.

Kabar tersebut diungkapkan dalam Instagram Stories miliknya seperti dilihat detikcom yang dibagikan kemarin.

"Update pemeriksaan Cerona, hasil diagnostic test kit antigen: FPV (Feline Panleukopenia): negatif, CPV (Canine Parvo Virus): negatif," kata Alshad Ahmad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saudara Raffi Ahmad itu menegaskan kematian bayi harimaunya, bukan karena dua virus yang disebutkan.

"Gue takut banget kalau virus menyebar ke harimau lain," tegasnya lagi.

ADVERTISEMENT

Alshad Ahmad juga menegaskan Cenora mati bukan karena stres seperti apa yang banyak ditudingkan netizen.

"Bukan karena stres juga, karena tidak ada gejala atau perilaku Cenora stres," imbuhnya.

Nantinya, dia menegaskan bakal mengeluarkan pernyataan resmi usai pemeriksaannya selesai. Untuk hasil laboratoriumnya pun masih terbilang lama.

Dia mengaku mendapatkan banyak kritikan usai bayi harimaunya mati. Padahal selama memelihara harimau, ia selalu bertanya kepada ahlinya sebelum melakukan sesuatu.

"Gue harap perkiraan kalian itu salah ya, semoga salah ya. Kalau misalnya benar gue akan merasa sangat buruk dan merasa bersalah karena setiap penangannya itu gue selalu tanya dulu sama yang lebih tahu. Gue nggak semena-mena melakukan sesuatu tanpa didampingi atau konsul dulu sama yang lebih paham ya," katanya.

detikcom sudah berupaya meminta keterangan langsung dari Alshad Ahmad terkait kematian harimau itu. Namun yang bersangkutan belum memberikan respons.

Kabar mengenai kematian harimau Benggala milik Alshad Ahmad ini menjadi sorotan nasional dan viral di jagat maya. Buntut dari kasus ini, BBKSDA Jawa Barat pun menyambangi kediamannya untuk memeriksanya sendiri.

Harimau Benggala sendiri termasuk satwa yang terancam punah menurut lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature (IUCN). Selain itu, Harimau Benggala termasuk dalam Appendix I menurut Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). Itu artinya, Harimau Benggala dilarang diperdagangkan secara komersial.

Ketua Animal Defender Doni Herdaru menginginkan agar aturan konservasi yang menjadi pintu masuk dari datangnya Harimau Benggala di Indonesia harus dibenahi.

"Konsep konservasi ini perlu diawasi dan dibenahi oleh pemangku kebijakan di Indonesia. Pemasukan satwa liar asing, ada ketentuannya," kata Doni kepada detikJabar.

Dia menyebut, kasus matinya anak harimau Alshad ini bisa jadi momentum untuk pembenahan regulasi mendatangkan satwa dari luar negeri, seperti harimau benggala.




(tia/ass)

Hide Ads