Klarifikasi MLI soal Agama Dijadikan Bahan Candaan untuk Konten

Klarifikasi MLI soal Agama Dijadikan Bahan Candaan untuk Konten

Muhammad Ahsan Nurrijal - detikHot
Rabu, 05 Jul 2023 16:00 WIB
majelis lucu indonesia
Majelis Lucu Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta. Foto: Muhammad Ahsan Nurrijal
Jakarta -

Coki Pardede, Tretan Muslim, dan Adriano Qalbi dikecam netizen dan pemuka agama setelah dituding menertawakan kisah Nabi Ibrahim dalam suatu konten video.

Video tersebut sempat diupload di channel YouTube Majelis Lucu Indonesia, namun video tersebut telah dihapus.

Patrick Effendy selaku Co-Founder sekaligus CEO Majelis Lucu Indonesia memberikan klarifikasi soal video tersebut. Menurut keterangannya, candaan yang ada dalam video tersebut merupakan kiriman dari penonton, bukan murni candaan dari ketiga talent yang berada dalam video tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konten Battle Dark Jokes itu juga nggak ada yang dari anak-anak, itu materi dari penonton, semua dari penonton yang dibacakan oleh Adri, dan Coki dan Muslim jangan bereaksi," kata Patrick Effendy saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (5/7/2023).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Patrick Effendy menyebut Majelis Lucu Indonesia tidak pernah memiliki niat membuat candaan soal agama.

"MLI itu tidak pernah punya niat untuk membercandakan agama, sama sekali nggak ada," tutur Patrick Effendy.

"Justru kita ada karena ada perbedaan, politik identitas segala macem, ini jadi suatu macam gorengan untuk pertikaian," sambungnya.

Coki Pardede sendiri menanggapi dengan santai soal dirinya yang kembali viral setelah dituding menertawakan kisah Nabi Ibrahim.

"Kalau buat gue nggak apa-apa, itu bagian dari sosial media sendiri," ucap Coki Pardede.

Dia sendiri heran mengapa video tersebut bisa viral setelah tiga tahun berlalu. Ia mengira masalah bukan ada dalam video tersebut, tetapi pada orang yang kembali menaikkan video yang diketahui sudah lama dihapus dari channel YouTube Majelis Lucu Indonesia.

"Bila itu suatu saat dinaikkan kembali, permasalahannya bukan di kita, tapi yang naikin ada masalah apa," ujar Coki Pardede.

Meskipun begitu, ia paham dengan liarnya media sosial karena apapun yang beredar disana, siapapun tidak akan bisa mengontrol hal tersebut.

"Menurut gue setiap orang punya hak untuk menginterpretasikan apapun yang ada di sosial media, karena sosial media kita tidak bisa mengontrol apa yang ada disana," pungkasnya.




(ahs/wes)

Hide Ads