Kata Ustaz: Baru Niat Disertai Tekad Selingkuh, Belum Kejadian Tetap Dosa

Kata Ustaz: Baru Niat Disertai Tekad Selingkuh, Belum Kejadian Tetap Dosa

Tim detikcom - detikHot
Selasa, 27 Jun 2023 06:00 WIB
Ustaz Syam alami selip lidah sat ceramah
Ustaz Syam Elmarusy dan wanti-wanti baru niat selingkuh saja sudah berbahaya. Foto: dok. Instagram Ustaz Syam
Jakarta -

Maraknya isu perselingkuhan menjadi sebuah kekhawatiran untuk setiap pasangan. Tapi, bagaimana apabila muncul niat selingkuh, apakah tetap berdosa?

Kata Ustaz mengutip penjelasan Ustaz Syam Elmarusy soal niat berselingkuh. Ustaz Syam Elmarusy mengingatkan niat itu menentukan segalanya.

Beda niat dan tekad. Bahaya apabila sudah niat dan disertai dengan tekad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusy:

Kita semua mengingat satu riwayat bahwa niat itu menentukan segalanya. Segala amal itu tergantung daripada niatnya.

ADVERTISEMENT

Ada lagi dari pada Baginda Nabi SAW, seseorang yang telah berniat, nih ya kalau niatnya selingkuh. Seseorang yang telah berniat untuk berlaku keburukan lalu ternyata ia jadi untuk melaksanakan keburukan tersebut maka dicatat satu keburukan.

Kalau dia berniat melakukan kebaikan sudah dicatat satu kebaikan. Dia melakukan kebaikan tersebut dicatat sebagai dua kebaikan.

Kalau ada orang berniat melakukan keburukan dan tidak jadi melakukan keburukan itu maka dia dicatat satu kebaikan karena tidak jadi melakukan keburukan.

Ada orang niat selingkuh, lalu ternyata ketika berniat dia, 'Astaghfirullah saya kan sudah punya anak. Astaghfirullah istri saya sudah sangat setia kepada saya, setiap hari saya diurusi urusan pekerjaannya, ini, istri saya. Astaghfirullah, ya Allah maafkan saya ya Allah.' Dia tidak jadi melakukannya maka dicatat satu kebaikan. Justru dapat pahala.

Awalnya, tapi dia tersadar ketika melihat istri, betapa besarnya jasa istrinya kepadanya maka dia tidak jadi selingkuh.

Begitu juga sebaliknya seorang wanita ada niat untuk selingkuh karena bosan kepada suaminya lalu ternyata dia tersadarkan, 'Astaghfirullah, sayalah yang terlalu kufur nikmat sehingga saya terlalu membanding-bandingkan suami saya dengan suami saya. Artinya saya membanding-bandingkan, saya digoda setan untuk selingkuh.' Maka dia tidak jadi selingkuh itu dicatat sebagai kebaikan.

Itu baru niat. Beda niat sekaligus tekad. Bedanya adalah kalau niat itu baru dalam hati. Kalau tekad sudah ada rencananya.

Contoh, orang mau pakai narkoba. Dia sudah niat pakai narkoba hari ini, sudah beli alat-alatnya, baru mau disuntik ada polisi, tidak jadi kan. Tetap berdosa karena sudah bertekad.

Ada suami atau istri dia sudah berniat selingkuh, sudah berduaan dengan wanita idaman lainnya atau pria idaman lainnya, lalu ternyata digerebek sama istrinya. Tetap berdosa karena sudah bertekad karena nggak jadi aja.

Maka kesempatan dan niat itu tadi, niat itu menentukan segalanya juga karena seseorang itu bisa ada niat buruk di dalam dirinya karena terlalu jauh dari majelis ilmu, maka semakin sering orang mendekati majelis ilmu maka makin sering orang didekatkan dengan ilmu tersebut.

Kalau kita sering postingan kita yang like adalah soal ilmu, maka insyaallah niat untuk berlaku maksiat itu tidak ada karena tidak ada kesempatan di dalamnya.

Kedua, ketika sudah mendekati ilmu ternyata nafsu itu juga masih menggebu-gebu maka dekatkan kepada Allah SWT dengan menangis, meminta kepada Allah SWT.

Ketiga, kalau kita belum bisa meredam dari nafsu tersebut, niat untuk melakukan keburukan tersebut maka Nabi mengingatkan, 'Kalau engkau mampu menikahlah. Kalau engkau tidak mampu maka berpuasalah.'

Sekarang sudah ada istrinya bukan nikah lagi jawabannya, tapi berpuasa untuk meredam nafsunya.




(pus/wes)

Hide Ads