Ginanjar 4 Sekawan Berduka, Ibunda Meninggal Ada Pesan Belum Terlaksana

Ginanjar 4 Sekawan Berduka, Ibunda Meninggal Ada Pesan Belum Terlaksana

Febriyantino Nur Pratama - detikHot
Sabtu, 06 Mei 2023 09:26 WIB
Ginanjar 4 Sekawan di kediaman Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono di Pakem, Sleman, DIY, Rabu (26/4/2023).
Ginanjar berduka ibunda meninggal dunia. Foto: Adji G Rinepta/detikJateng
Jakarta -

Ginanjar 4 Sekawan berduka lantaran ibunda meninggal dunia pada Jumat (5/5/2023). Ibunda meninggal dunia setelah berjuang melawan sakit yang diidap.

Ibunda Ginanjar, Suhatnikah, meninggal dunia sekitar pukul 7.45 WIB. Ginanjar menceritakan sang bunda memang tengah berjuang melawan sakit.

"Awalnya memang ibu sudah sakit, kemudian sudah pernah dirawat di rumah sakit Bunda Aliya Depok dua kali. Setelah itu begitu sudah keluar rumah sakit berobat jalan, tinggal di rumah adik saya. Ibu merasa nyaman di sana," kata Ginanjar ditemui di pemakaman, kawasan Depok, Jawa Barat, kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pagi-pagi suka jalan-jalan pakai kursi roda karena lemas jadi nggak kuat diri. Puncaknya kemarin, itulah puncak sakitnya ibu di rumah itu kadang sakit, baik lagi, sakit, baik lagi, puncaknya tadi malam berakhir pada 7.45," sambungnya.

Kondisi ibunda Ginanjar 4 Sekawan terus melemah usai mengalami patah tulang tangan. Mulai dari situ sang bunda didiagnosis penyakit lainnya.

ADVERTISEMENT

"Awal mulanya dari patah (tangan) itu terus jadi melemahlah sakit nggak dirasa. Tahu-tahu ada batu empedu, udah tua juga jadi merambat ada di pankreasnya gitu info dari dokter," jelasnya.

Seharusnya sang bunda menjalani operasi, tapi dokter mau kondisinya pulih dulu. Selama ini ibunda Ginanjar 4 Sekawan menjalani berobat jalan dengan harapan benjolan di saluran pankreasnya menghilang.

"Di rumah sakit harusnya dikemo ada benjolan di saluran pankreas, harus pulih dulu baru dioperasi. Berobat jalan, mudah-mudahan begitu sambil berobat benjolannya udah nggak ada, kan nggak perlu dioperasi atau kemo," ungkap Ginanjar.

Ginanjar lega di saat-saat terakhirnya, sang bunda didampingi anak-anaknya. Meski ada satu permintaan sang bunda yang belum bisa mereka laksanakan.

"Ingin pulang kampung aja ke Garut, kan kita asli dari Garut, Jawa Barat. Pengen banget Mama itu pulang ke kampung untuk ketemu-ketemu saudara di sana, tapi belum kesampaian karena kondisi fisiknya yang lemah, tapi akhirnya pulang ke rahmatullah," kata Gilar, saudara Ginanjar.

Semasa ibundanya sakit, Ginanjar dan saudara-saudaranya selalu berusaha memenuhi keinginan sang bunda. Meski sang bunda kerap bercanda, tapi anak-anaknya berusaha memenuhi keinginan ibunda.

"Ibu tuh walaupun sambil bercanda selalu pesan, 'Kalau Mama meninggal pokoknya mau deket Bapak'. Pesan ibu itu walaupun lewat bercanda, itu beberapa tahun lalu saat sakit ya kita turutin di sini," ungkap Ginanjar.




(pus/dar)

Hide Ads