Rizky Febian kali ini menjadi bintang tamu dalam Podcast Denny Sumargo. Dalam kesempatan itu Rizky Febian menceritakan pernah melabrak Teddy Pardiyana.
Rizky Febian mengaku sangat kesal kala itu mengetahui mendiang sang bunda, Lina Jubaedah direbut oleh Teddy.
"Sebenarnya pada dasarnya Mama itu berhubungan dengan orang tersebut (Teddy) memang masih status pernikahan dengan ayah (Sule). Aku orang pertama yang tanya itu siapa dan gimana, pertama kali merasakan segala sesuatu yang aneh," jelas Rizky Febian dilihat detikcom, Kamis (27/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kesal banget secara pribadi aku langsung labrak dan datang ke rumah dia. Pada saat itu dia ngumpet di balik pintu, lah kan aku dobrak ya pintunya jadi ketahuan kalau dia ngumpet di balik pintu itu, di situ aku marah banget sama dia," bebernya lagi.
Pria yang biasa disapa dengan panggilan Iky ini mengatakan melihat perubahan langsung yang terjadi pada sang bunda. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam diri sang bunda.
"Aku tuh melihat sosok ibu yang jauh banget berubah drastis, yang namanya sudah 20 tahun berumah tangga dan tiba-tiba bilang nggak nyaman itu nggak mungkin banget kan," imbuhnya lagi.
Lina Jubaedah kala itu memang memutuskan untuk pergi dari rumah. Iky datang ke rumah Teddy dengan misi menyelamatkan sang bunda.
"Yang pertama kali Iky fokuskan adalah Mama, Iky pengen nolong Mama," ungkapnya lagi.
Dalam pengakuannya sebelum melabrak Teddy ke rumahnya, Iky mendapatkan mendapat petunjuk dari mimpi. Dari mimpi tersebut, Iky melihat sang bunda meminta pertolongan darinya.
"Bukan Iky tiba-tiba langsung nge-judge kalau dia main black magic atau gimana. Dimimpiin. Mama minta tolong. Mama menjelaskan kalau Mama di A, B, C, D, E, F, G lewat mimpi," tutur Rizky Febian.
"Aku ngelihat dengan bener-bener, Mama datang dari pojok tembok itu ngerangkak. Terus dengan muka polos, kosong. Emosilah saat itu," bebernya lagi.
Rizky Febian juga pernah mendatangi rumah tersebut dengan Sule. Saat kedatangannya dengan Sule, Iky bernegosiasi dengan Teddy. Sayang negosisasi itu gagal.
(wes/dal)