.webp)
Akri Patrio disebut hijrah dan memilih untuk berdakwah sehingga tak pernah lagi muncul di televisi. Mendengar pernyataan itu, Akri justru memberikan penjelasan berbeda.
Akri mengatakan dirinya tidak juga disibukan dengan dakwah. Akri merasa belum pantas disebut berdakwah, dirinya hanya mengajak orang-orang mengaji dan seru-seruan.
"Nggak juga (sibuk dakwah). Saya berangkat dari dunia seni, tetapi kalaupun tidak dakwah kelas kita bukan kelas ini, inilah MUI. Kelas kita kelas ngajak. Ada orang ngajak ngaji, ada orang ngajak ngaji. Kalau tipe saya lebih kepada ngajak, artinya seru-seruan. Setelah itu baru kita belajar," kata Akri ditemui di kawasan Depok, Jawa Barat, kemarin.
"Jadi kalaupun saya ceramah atau apa ya kadang ngalir aja, nggak ada konsep seperti seorang kiai di bab ini 1, 2, 3. Kalau saya nggak, yang penting ketemu ayat sikat, nggak juga yang penting nyampe, simple aja karena saya juga kan bukan berangkat dari ini dikenal sebagai ustaz awalnya. Saya dikenal sebagai temannya Parto dan Eko," tegasnya.
Akri menilai kehidupan adalah karunia dari Sang Pencipta. Disebut sudah hijrah, Akri merasa biasa-biasa saja.
"Bagi saya karena hidup itu karunia, ngelawak juga karunia Allah, kalau ada yang bilang wah Akri sekarang sudah hijrah, ah saya biasa aja. Kalau ditanya kok jarang syuting? Nggak, gue nggak diajak. Kira-kira begitu," selorohnya.
Akri tak menutup pintu apabila kembali di ajak ke layar televisi. Kariernya berawal dari acara lawak, hanya saja cara melawaknya saat ini berbeda.
"Mau, karena kita berangkat dari ngelawak ya artinya tetap saya di panggung pun dikasih kesempatan ya. Saya sebetulnya ngelawak cuma gayanya kayak orang ngaji. Jadi kalau dibilang lu pelawak tapi kayak ustaz, ya pelawak yang belajar ngaji. Itu aja," tukasnya.
(pus/dal)
