Terik Matahari, Tabur Bunga, dan Doa Bersama Korban Kecelakaan Anak Ira Riswana

Terik Matahari, Tabur Bunga, dan Doa Bersama Korban Kecelakaan Anak Ira Riswana

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 19 Apr 2023 14:03 WIB
Aksi solidaritas di TKP kecelakaan Muhammad Syamil Akbar digelar Rabu (19/4/2023) di Perempatan Ragunan, Jakarta Selatan.
(Foto: Iqbal/detikcom) Doa Bersama Korban Kecelakaan Anak Ira Riswana
Jakarta -

Menjelang 40 hari meninggalnya seorang pelajar SMA bernama Muhammad Syamil Akbar, digelar aksi solidaritas di lokasi kejadian. TKP Muhammad Syamil Akbar mengalami kecelakaan lalu lintas hingga meninggal dunia.

Bertempat di Perempatan Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (19/4/2023), aksi solidaritas itu berupa kegiatan tabur bunga dan doa bersama. Digagas oleh teman dan sahabat mendiang dari SD, SMP, SMA, juga keluarga. Ditemani juga oleh Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (Jakarta).

Di bawah teriknya matahari di bulan Ramadan, sekitar pukul 11.00 WIB kegiatan dimulai. Bersanding dengan ramainya kendaraan yang lalu lalang, mereka yang ditinggalkan menaburkan bunga sebagai simbol keikhlasan. Doa dipanjatkan memohon agar semua amal dan ibadah mendiang diterima Yang Maha Kuasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi solidaritas di TKP kecelakaan Muhammad Syamil Akbar digelar Rabu (19/4/2023) di Perempatan Ragunan, Jakarta Selatan.Aksi solidaritas di TKP kecelakaan Muhammad Syamil Akbar digelar Rabu (19/4/2023) di Perempatan Ragunan, Jakarta Selatan. Foto: Iqbal/detikcom

detikcom yang turut hadir di lokasi menyaksikan ibunda dari almarhum Syamil mengenakan setelan serba hitam. Begitu juga mereka lainnya. Foto mendiang yang dipegang menampilkan wajah semringah. Sesuai dengan karakter Syamil yang diceritakan sang ibu.

Usai ustaz selesai membacakan doa, kegiatan bergeser ke sisi lain dari perempatan tersebut untuk melakukan wawancara. Nurhayati, ibunda Syamil, sebagai yang paling berduka di antara semua menceritakan beberapa hal.

ADVERTISEMENT

"Pastinya kami sedih lebaran tahun ini tanpa Syamil, walaupun almarhum pendiam, dia sering menggoda kami dengan bahasa dan lelucun yang lucu-lucu. Tahun ini sudah tidak bersamanya," kata Nurhayati.

"Dan bukan hanya kami (keluarga), tapi teman-teman, karena menurut mereka, almarhum adalah sumber inspirasi bagi mereka. Syamil adalah seorang yang begitu peduli, semua kehilangan. Sampai detik ini pun, teman-temannya setiap saat masih mengunjungi makam almarhum, begitu cintanya mereka sama almarhum. 'Begitu baik dia di mata kami, mama', itu menurut mereka. Bukan hanya satu, hampir semua temannya mengatakan seperti itu," sambung Nurhayati sembari mengusap air matanya.

Untuk itu menjelang lebaran ini beliau berharap bahwa dapat juga menjadi hari kemenangan dan menemukan titik cerah bagi kasus mendiang anaknya.

"Kami hanya berharap Allah SWT bisa tunjukkan yang benar itu benar. Duka kami tidak terhapus sampai detik ini juga. Luka kami sekeluarga sangat amat sangat mendalam," pungkasnya.

(mif/aay)

Hide Ads