Kata Ustazah: Bohong Tetap Saja Bikin Sakit, Meski demi Teman Tak Marah

Tim detikcom - detikHot
Rabu, 04 Jan 2023 06:03 WIB
Ustazah Syifa bicara tentang bohong kepada teman. Foto: dok. Capture Islam Itu Indah
Jakarta -

Bohong demi teman tak marah, tetap saja menyakitkan. Jangan sampai menyakiti hati teman atau kerabat dengan berbohong.

Kebohongan kecil atau besar sama saja. Jaga lisan dan perbuatan agar tidak menyakiti hati sesama muslim itu sudah jadi keharusan.

Kata Ustazah mengutip nasihat dari Ustazah Syifa. Segala sesuatu yang sudah dimulai dengan kebohongan akan terus berlanjut dengan berbohong terus.

Berikut penjelasan lengkap Ustazah Syifa:

Seringkali kita berbohong kepada teman kita, kerabat kita, saudara kita, atau orang-orang di sekitar kita. Padahal sebagai sesama muslim dikatakan dalam hadis Rasulullah SAW, 'Muslim yang baik itu adalah ketika dia bisa menjaga lisan dan tangannya untuk tidak menyakiti muslim lainnya.'

Ternyata, menyakiti sesama muslim, sahabat, kerabat, teman, bukan hanya dari perbuatan. Tapi dengan ucapan juga bisa menyakiti, di antaranya adalah berbohong.

Jadi jangan sampai kalaupun kita sedang bermain, bergaul, kita jadi berbohong di mana itu menjadi hobi. Karena banyak orang ini berbohong bukan karena ketika genting saja, tapi sudah kebiasaan.

Orang-orang yang tumbuh dengan kebohongan maka apa pun yang dia lakukan, sesungguhnya itu akan berjalan dengan kebohongan juga. Jadi yang keluar dari lisan itu asalnya keluar dari hati. Kalau orang yang lisannya baik maka hatinya baik, tapi kalau orang yang lisannya tidak baik sudah dipastikan yang keluar dari hatinya tidak baik.

Kebohongan itu bikin kita gelisah, tidak tenang. Mau tidur nggak bisa, mau makan nggak nafsu, mikir yang lain itu nggak fokus, kenapa? Karena kita bohong sama orang lain, kita bohong sama teman sendiri.

Misalnya, teman kita tanya, 'Eh kamu bisa nggak bantu aku? Aku lagi susah.' Dia bilang, 'Aku nggak punya duit.' Harusnya nggak bilang gitu, 'Aku punya duit, tapi aku nggak bisa ngutangin. Duit aku sudah dipetakan ke jalur masing-masing, nggak bisa dipinjami.' Biasanya kalau ada orang ngutang gitu.

Atau ada yang tanya, 'Eh aku pakai baju ini ganteng nggak?' Aslinya dalam hati 'Ih jelek banget.' Tapi kita bilang, 'Oh ganteng-ganteng.' Itu untuk menjaga hatinya. Sebenarnya bohong seperti ini diperbolehkan, tapi jangan berlebihan.

Untuk sekadar perasaan dan hatinya kita jangan sampai berbohong yang ke lewat batas. Cukup kalau dia tanya, 'Bagus nggak?' 'Alhamdulillah, insyaallah bagus. Semua yang Allah berikan pasti sudah bagus.'Jadi ketika kita berucap, bergaul dengan seseorang jangan penuh dengan kebohongan yang akan menyakiti hati orang lain.

Terutama yang harus kita lakukan berbicara, tentunya sebagai manusia akan bicara. Akan tetapi diutamakan yang baik dari pada kerusakan atau kemafsadatan. Jadi cukup bicara yang baik-baik saja.

Kedua, bicaralah sesuai kondisi dan waktu yang sedang kita hadapi. Jangan kondisinya sedang seperti apa, yang dibicarakan lainnya. Lagi jenguk orang sakit, 'Eh kamu lagi sakit ya? Biasanya orang yang sakitnya gini umurnya nggak panjang.' Ini nggak sesuai kondisinya.

Ketiga, ketika kita berbicara jangan berlebihan apalagi itu mengandung unsur kebohongan. Sehingga bukan hanya menyakiti hati orang yang mendengarnya, tetapi juga membuat hati tidak tenang secara kesehatan dan mental.

Keempat, bicaralah dengan cara yang pantas dan tidak dibuat-buat. Ketikan kita bicara dengan siapapun. Kebaikan itu bikin kita tenang. Bohong, itu bikin kita gelisah.



Simak Video "Video Top 5: Gaduh Fico Fachriza Pinjam Uang hingga UN Bakal Diadakan Lagi"

(pus/dal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork