Arzeti Bilbina Berharap Pemerintah Optimal Tangani Kasus Gangguan Ginjal Akut

Arzeti Bilbina Berharap Pemerintah Optimal Tangani Kasus Gangguan Ginjal Akut

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Sabtu, 22 Okt 2022 13:49 WIB
Arzeti Bilbina
Foto: dok. Arzeti Bilbina
Jakarta -

Belakangan ini kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) tengah banyak terjadi. Hal ini mencuri perhatian banyak pihak tak terkecuali Arzeti Bilbina.

Artis yang kini aktif menjadi politikus dan anggota komisi IX DPR RI dapil Jatim 1 tersebut berharap pemerintah bisa menangani kasus-kasus serupa secara optimal. Lantaran menurut dia, kasus ini sebenarnya sudah muncul sejak Januari 2022 namun baru ada surat edaran Kemenkes baru-baru ini.

Arzeti Bilbina menyayangkan hal tersebut. Dia menilai Kemenkes kurang perhatian dalam menerapkan langkah antisipasi buat bertambahnya kasus-kasus serupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasus gangguan ginjal akut ini kan sudah ada sejak Januari 2022. Saya cermati, baru kemarin ada surat edaran dari Kemenkes untuk menghentikan sementara penjualan obat sirup bagi anak-anak. Terkesan tidak ada langkah-langkah antisipatif. Apalagi sudah ada korban sebanyak 99 anak. Bukan hal main-main karena menyangkut 99 nyawa anak-anak. Saya kira kita perlu bersama-sama mencari kejelasan tentang hal ini," komentar Arzeti saat melakukan kunjungan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya pada Jumat (21/10/2022).

Dalam kunjungan tersebut, Arzeti Bilbina menemui fakta di lapangan bahwa dalam waktu dua bulan terakhir di RSUD dr. Soetomo sudah ada 14 pasien AKI. Satu di antaranya sedang dirawat secara intensif dan satu lagi merupakan pasien yang diduga ada indikasi mengalami hal serupa.

ADVERTISEMENT

Pihak rumah sakit juga mengeluhkan bahwa hingga kini format pasti perawatan dan penanganan dari Kemenkes terkait kasus serupa masih belum tiba. Statusnya mereka masih menunggu.

"Saat ini kemenkes sedang mengumpulkan data/surveilens dari seluruh RS se-Indonesia, kesimpulan seperti apa ini yang sedang kami tunggu, semua Rumah Sakit pun juga menunggu hal yang sama," komentar dr. Mouli selaku Kabid Yanmed RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Hingga Selasa (18/10/2022) lalu, sudah ada 206 kasus gangguan ginjal akut terjadi pada anak. Tidak hanya di Surabaya saja tetapi 20 provinsi di Indonesia. Kasus ini memiliki tingkat kematian 99 kasus atau 48% dari total keseluruhan kasus. Peningkatan tajam terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober ini.

Angka tersebut membuat Arzeti Bilbina prihatin sekaligus bersuara. Tidak hanya memberikan apresiasi atas respons cepat dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam menangani pasien gawat darurat, tetapi juga harapan agar pemerintah segera turun tangan demi memastikan pelayanan kesehatan pada faskes di seluruh Indonesia buat kasus serupa berjalan optimal.

"Kemenkes harus menjelaskan secara terang benderang tentang kasus ini dan langkah pencegahannya," pungkas Arzeti Bilbina.




(sro/dar)

Hide Ads