Nostalgia tentang Si Komo pun turut menyeret kembali kenangan yang cukup menegangkan. Kala itu, Si Komo membuat Kak Seto dipanggil oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Alasannya, ramai menjadi pembicaraan bahwa Si Komo dimaksudkan untuk menyindir Presiden Soeharto saat itu.
Penyebabnya banyak, dari postur Si Komo yang sedikit gemuk, kabarnya sengaja dimiripkan dengan Pak Harto. Serta lirik lagunya yang menyanyikan soal kemacetan saat lewat, dianggap seperti rombongan para elite yang sering menutup jalan dan menimbulkan kemacetan karena iring-iringannya. Serta kalimat 'pembangunan merata' di mana Pak Harto punya predikat lain sebagai Bapak Pembangunan.
"Macet lagi karena ulah Si Komo Lewat itu sebetulnya berangkat dari kejadian di Samarinda. Waktu itu, agar terlihat lebih hidup, Si Komo ini dibuat kostum agar bisa ada orang di dalamnya. Kita diundang ke Samarinda dan panitia bilang supaya lebih banyak yang menonton (tayangan televisinya), kita main-main ke area publik. Setelah itu jadi ramai orang ingin bersalaman, gara-gara Si Komo lewat jalanan pagi itu jadi macet sampai-sampai polisi bingung. Itu ide lagunya."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Lalu kemudian saya dipanggil Paspampres, dimintai keterangan, benar nggak menyindir Pak Harto. Saya jawab, 'lho ini yang mempopulerkan TPI, televisinya Mbak Tutut, nggak mungkin dong saya kemudian mengejek bapak presiden yang juga keluarganya Mbak Tutut. Kebetulan aja orang-orang mengaitkan. Anak saya yang pertama ini (Minuk Eka Putri Duta Sari), yang memberi nama Pak Harto. sanggah Kak Seto dengan raut wajah yang serius.
"Saya aja waktu itu sama Mbak Tutut memimpin kirab Pelajar Nasional. Istana Taman Kanak-kanak yang di Taman Ria (Senayan) itu saya diminta bangun karena dipercaya sama Ibu Tien (Siti Hartinah, istri Soeharto). Kami sudah deket dengan keluarga beliau," tegasnya lagi.
Jadi, soal isu yang beredar itu sudah dijawab langsung oleh sang pemilik cerita, bahwa tidak benar adanya. Sebagai pemerhati anak yang sudah berkarier lintas rezim, dari mulai Pak Harto sampai presiden hari ini, Joko Widodo, Kak Seto senantiasa berfokus pada pesan guru dan cita-cita untuk selalu mendidik dan melindungi anak Indonesia.
Bicara soal gurunya, Pak Kasur dan Bu Kasur, Kak Seto membagi lebih banyak cerita tentang mereka. Cerita yang baginya lebih dari sekadar cerita, tapi juga tujuan hidup. Apa itu? Selengkapnya hanya di detikHOT.
(mif/nu2)