Semua Bisa Jadi Konten, Tapi Nggak Semua Harus Dikontenin!

Semua Bisa Jadi Konten, Tapi Nggak Semua Harus Dikontenin!

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Rabu, 14 Sep 2022 18:00 WIB
TikTok
Foto: Dok. TikTok
Jakarta -

Siapa saja bisa jadi kreator konten di berbagai platform media sosial yang tersedia. Tapi konten yang diunggah ke ranah publik haruslah dipikirkan matang-matang, bukan konten penyiksaan binatang seperti dilakukan oleh seorang pemuda di Kabupaten Tasikmalaya yang tengah ramai diperbincangkan.

Demi konten, pria tersebut menyiksa bayi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan menjual videonya ke luar negeri. Saat ini, dua pelaku penyiksaan dan perekaman video tersebut sudah diamankan oleh Polres Tasikmalaya. Yang menyedihkan dari aksi kreator konten kejam itu adalah matinya monyet yang dijadikan objek video.

Terbukanya media sosial sebagai ladang mengunggah konten seharusnya dilihat sebagai sebuah peluang untuk membagikan hal-hal yang memberikan nilai positif buat audiens. Konten-konten yang diunggah oleh seorang kreator konten mau tak mau bakal jadi personal branding yang mereka bangun di platform tersebut, yang bisa dilihat juga sebagai pengganti portofolio.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diutarakan oleh Hariyanto Chung, seorang praktisi iklan digital dalam sebuah kuliah umum di Universitas Al-Azhar Indonesia belum lama ini. Bicara di hadapan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, Hariyanto Chung menyinggung soal konten sebagai portofolio tersebut.

"Saya merasa punya kontribusi yang sama untuk memberikan ilmu baru kepada adik-adik mahasiswa untuk mempersiapkan diri mereka di dunia kerja, dimulai dari membuat portofolio digital melalui konten social media," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Tersirat dari pernyataan itu, seorang pembuat konten harus tahu tujuannya. Bukan hanya untuk meraup keuntungan, namun dalam jangka panjang konten yang dibuat juga haruslah memberikan kontribusi positif kepada masyarakat yang menyaksikannya.

Hariyanto Chung saat kuliah umum di Universitas Al-Azhar Indonesia.Hariyanto Chung saat kuliah umum di Universitas Al-Azhar Indonesia. Foto: dok. Digimancy

Menciptakan sebuah konten yang positif dan baik, serta memasarkan konten tersebut dengan efektif di dunia digital merupakan kemampuan yang tidak instan dimiliki. Seperti halnya kemampuan membuat konten, hal itu juga perlu diasah.

Hariyanto Chung merupakan salah satu sosok yang telah berhasil dalam bidang tersebut, terbukti lewat akun agensi dan media bernama Dimancy. Sebagai founder, Hariyanto Chung mengimplementasikan strategi-strategi digital marketing yang dia miliki dan berhasil. Diharapkan peserta kuliah umum yang hadir di Universitar Al-Azhar Indonesia dapat memetik pelajaran dari situ.

Sebagai warga digital, kita semua bisa membuat konten apa saja yang kita inginkan dan mengunggahnya ke media sosial. Namun harus diingat bahwa tidak semua hal harus dan layak dijadikan konten dan dibagikan terlebih hal-hal buruk seperti penyiksaan terhadap binatang misalnya.

(aay/mau)

Hide Ads