Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak sedunia, Indonesia jelas memiliki perkembangan fashion muslim yang pesat. Menyadari hal tersebut, NBRS Corp mencoba mulai ambil peran untuk beri dukungan.
Hal itu terlihat dengan keikutsertaan NBRS Corp belum lama ini dalam program pertukaran mahasiswa dengan IFI atau Islamic Fashion Institute.
Di situ, NBRS berkesempatan menjadi obyek kunjungan industri oleh para mahasiswa dari Whitecliffe College of Arts and Design, New Zealand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungannya, sebanyak 12 mahasiswa dari prodi Bachelor of Sustainable Fashion Design Auckland, Diploma Auckland dan Diploma Wellington diajak terjun langsung dan mengenal bagaimana industri fashion bekerja.
"Ini sebagai upaya mendukung penuh Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia," ujar Ikhsan Sya'ban selaku Direktur Marketing NBRS Corp.
"Dunia internasional harus diperkenalkan dengan perkembangan muslim fashion di Indonesia yang sangat cepat dan konsumen yang sangat beragam serta ide-ide kreatif para designer Tanah Air yang luar biasa," sambungnya.
Melalui program itu, para mahasiswa dari New Zealand dibawa mengelilingi kantor pusat sembari mengenai beragam jenis bahan, pallete warna, hingga melihat langsung gudang dari NBRS Corp.
Tak hanya itu, mereka juga dikenalkan dengan sistem yang digunakan oleh NBRS Corp dalam menjalankan bisnisnya. Pengetahuan itu diharapkan dapat menjadi wawasan lebih bagi mereka.
"Selain pemberdayaan tentang pendidikan, kita juga mempromosikan fashion muslim Tanah Air ke dunia Internasional. Nantinya program ini juga akan berlanjut dengan menggandeng negara-negara lain," tutur Ikhsan.
Mengupas tuntas industri fashion muslim yang ada, program itu pun turut mendapat tanggapan positif oleh para mahasiswa dari New Zealand.
Beberapa di antaranya menganggap telah mendapat banyak referensi dan insight menarik, lantaran perbedaan budaya yang cukup signifikan dengan negara asal mereka.
"Kita hidup dalam masyarakat yang penuh dengan orang muslim dan banyak budaya berbeda yang menghargai kesopanan. Jadi, untuk datang ke sini, ini memberikan semacam wawasan tentang pakaian seperti apa yang harus kita desain karena mode (Indonesia) sangat berbeda," kata Elle salah satu mahasiswa dari New Zealand.
"Saya pikir itu sangat berkelas, belum pernah ada, saya merasa mendapatkan privilege untuk dapat datang dan melihat sisi lain yang belum saya ketahui," timpal Henry yang juga salah satu mahasiswa dari New Zealand.
(mau/aay)