.webp)
Ruben Onsu kembali ke Indonesia setelah menjalankan pengobatan di Singapura. Ternyata Ruben Onsu mengatakan kerap terpikir tentang kematian.
Hal ini dikatakan Ruben Onsu kepada sang sahabat, Irfan Hakim.
"Ini maaf ya, Ben, gue berpikiran seperti ini. Lo pernah nggak sih terpikirkan masalah itu (kematian)" tanya Irfan Hakim dalam Channel YouTube milik Ruben Onsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya pasti dong siapa sih yang nggak pernah berpikiran kayak gitu. Bohong dong kalau gue nggak pernah memikirkan itu," tutur Ruben Onsu.
Karena selalu memikirkan hal tersebut, Ruben Onsu selalu bangun tidur saat terlelap. Sesaat setelah bangun, dirinya mengaku tidak mau untuk tidur lagi.
"Jadi gue tuh sebelum tidur malam, gue selalu minum yang banyak sekali ya. Jadi pas jam-jam 3 atau berapa gue bangun pasti dan saat itu gue nggak mau tidur lagi karena gue takut," tutur Ruben Onsu.
Karena takut akan hal tersebut, Ruben Onsu selalu mau bertemu dengan orang-orang yang memang ingin ditemuinya. Seperti saat dirinya berada di Singapura dan bertemu dengan Sarah Sechan.
"Jadi selagi gue masih bisa dan punya kesempatan kenapa nggak gue bertemu dengan mereka? Karena gue maunya ya kalau gue bisa ya ketemu aja, kayak kemarin waktu di Singapura gue ketemu Sarah Sechan. Nggak ada yang tahu kalau gue sedekat itu sama dia," terangnya lagi.
Ruben Onsu juga selalu berpikir hari ini adalah hari terakhirnya. Sehingga dirinya selalu berbuat sesuatu yang bermanfaat dan baik kepada semua orang.
"Jadi selalu setiap hari gue berpikir kalau ini hari terakhir buat, paling nggak ya gue nggak mau jadi membebankan pikiran orang lain. Jadi kalau misalkan hari ini sudah dibuat kesempatan ya harus lebih baik gitu apapun yang dilakukan," tuturnya lagi.
Saat di Singapura, Ruben Onsu melakukan endoskopi. Ia merasakan efek yang luar biasa setelah dilakukan endoskopi itu.
"Kemarin 3 hari 2 malam, tapi pas pemeriksaan akhirnya dilakukan endoskopi. (Rasanya) aduh... gue dibius. Setelah itunya aduh udah deh sehat," cerita Ruben Onsu soal tindakan yang dia dapat di salah satu rumah sakit di Singapura.
"Masuk (alat) semuanya kan gue masih setengah sadar, tapi kan hati pada saat ke ruangan endoskopi udah dag dig dug. Gue sama suster, dia nenangin gue ini jalan yang bagus untuk lo bisa tahu kenapa darah lo habis terus," jelasnya.
(wes/pus)
