Perkenalannya dengan NFT dimulai dari kecintaannya pada animasi yang sudah digemari sejak SMK. Mempelajari di awal melalui YouTube, Ghozali melanjutkan ke jenjang universitas, sampai akhirnya memiliki mimpi untuk membuka studio animasi pribadi.
Mahasiswa semester 8 di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), program studi Animasi D4 menyukai film-film animasi karya Disney, Pixar dan Ghibli. Dia memilih untuk menggeluti ilmu 3D dalam rangka mewujudkan cita-citanya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku suka animasi dari lulus SMK, ikut pelatihan desain grafis gitu. Aku 3D di modeling-nya, di karakternya. Kan setelah modeling, nanti kaya di-sculpting dulu detailnya. Terus dikasih tekstur, dikasih lighting, baru rendering. Tapi aku di animasi lucu sih, aku suka animasi tapi nggak suka gambar, sukanya 3D aja," ungkapnya sambil tersenyum.
Baca juga: Ghozali Everyday and Everywhere |
![]() |
Itu mengapa, dengan fenomena dirinya akibat NFT ini, remaja 22 tahun itu menargetkan mimpi jangka panjang membangun studio animasi sendiri.
"Kalo di animasi memang hobi sih. Cuma tetap aku pengen punya bidang usaha yang lain, ya saran dari teman juga, kayak bikin studio animasi. Tapi kan sebelum bikin studio juga perlu pengalaman, koneksi dari beberapa studio animasi lain juga. Tapi aku juga harus belajar ulang," sambung Ghozali saat ditemui di Hotel Mercure, Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Soal NFT, Ghozali pun masih menyimpan keinginan. Dia punya konsep baru untuk memberikan sesuatu kepada komunitasnya. "Kalau bisa tahun ini give back ke community juga. Jadi, yang holder foto sebelumnya nanti dapat gratis. Misalnya, orangnya beli fotoku yang sekarang dan masih nggak dijual, ya nanti saya kasih yang koleksi baru secara gratis."
Satu bocoran lagi dari pemilik nama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali. Yaitu, ada rencana kisah dirinya akan diangkat ke layar lebar. Tapi, belum banyak yang dia bisa ceritakan terkait hal tersebut.
Baca juga: Ancaman Star Syndrome Ghozali NFT |
![]() |
Kurang lebih satu jam lebih sudah detikHOT berbicara dengan Ghozali. Malam semakin larut dan matanya sudah minta waktu untuk istirahat setelah aktivitas panjang seharian. Dia dan kedua orangtuanya harus menyiapkan diri menjalani perjalanan kembali ke Semarang menggunakan bus.
"Mau istirahat dulu. Terima kasih, ya," tutup Ghozali dengan tersenyum.
(mif/nu2)