Kabar duka datang dari penyanyi Nindy Ellesse yang meninggal dunia pada Minggu (2/1). Ternyata selama 3 tahun, ia berjuang melawan kanker payudara yang diidapnya.
Semasa hidup, Nindy Ellesse banyak melakukan aktivitas tanpa mengeluhkan sakitnya. Hal itu diungkapkan oleh suami Nindy Ellesse, Willem Frederik Laoh.
"Dia itu kan konsentrasinya banyak yang dia lakukan kan, untuk negara bangsa dia juga mau berkontribusi," ujar Willem Frederik Laoh, saat ditemui di rumah duka MRCCC Siloam Hospital, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Nindy Ellesse bekerja sebagai anggota legislatif. Ia juga seorang penyanyi senior yang pernah tenar di era 80an.
Selain aktif bekerja di DPR, Nindy Ellesse juga banyak melakukan kegiatan lainnya. Ia sibuk di industri hiburan dan juga kerohanian.
"Secara kerohanian dia juga terlibat aktif di praise and worshipnya di gereja. Dia juga sharing firman Tuhan dan itu selama sakit, 3 hal itu yang terus dia kerjakan. Sementara sakit pun dia tetap lakukan kegiatan dengan seniman nusantara, di gereja aktif sharing firman Tuhan," tutur Willem Frederik Laoh.
Keadaan Nindy Ellesse pun semakin parah pada akhir tahun 2021. Kondisinya menurun sehingga tidak bisa berkegiatan lagi.
"Dia mulai berhenti lakukan kegiatan saat dia drop, pertengahan Desember ini. Tapi sebelumnya dia nggak pernah berhenti," imbuh Willem Frederik Laoh.
Nindy Ellesse mengidap kanker payudara sejak tahun 2018. Keadaannya sempat membaik ketika menjalani kemoterapi dan operasi.
Namun kanker tersebut kembali hadir. Nyawa Nindy Ellesse pun tidak bisa terselamatkan ketika muncul yang ketiga.
"Jadi dia udah tahu bahwa waktunya pendek. Dia selalu bilang waktu saya nggak panjang. Jadi segala sesuatu berhubungan dengan itu (mati) dia persiapkan, diskusikan dengan keluarga. Disampaikan," ungkap Willem Frederik Laoh.
"Ya mengerti banget dengen kondisi. Jadi siap kalau one day dia akan pergi. Itu yang buat kita ngerasa nyaman karena memang itu keinginan dia dan terjadi sesuai dengan keinginannya," tukasnya
(ass/ass)