Denada sampai saat ini masih bolak-balik Indonesia Singapura karena sang buah hati, Aisha yang masih membutuhkan perawatan karena mengidap Leukemia.
Saat ditemui di kawasan Trans TV, Jakarta Selatan, Denada pun menceritakan perkembangan Aisha. Ia mengatakan saat ini perkembangan anaknya jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Alhamdulillah, dia sudah mulai sekolah. Alhamdulillah dokter sudah mengizinkan dia sekolah. Kondisinya jauh lebih baik, jauh lebih stabil alhamdulillah masyaallah," buka Denada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denada mengatakan saat ini masih terus mengupayakan pengobatan yang terbaik untuk Aisha. Dokter pun terus mengontrol kesehatan Aisha.
"Saat ini yang kita lakukan hanya berskala ke dokter untuk melakukan tes-tes, cek dokter untuk memastikan kondisinya selalu baik usai treatment kemoterapi. Karena itu yang dokter harus perhatikan terus, bagaimana tubuhnya merespons dan bereaksi setelah kemoterapi ini semua diberhentikan. Mohon doa, tapi kita bersyukur Aisha sudah diizinkan sekolah walaupun dengan kondisi ini yang tantangan buat kita, tapi bersyukur," ungkapnya lagi.
Denada menyatakan sistem sekolah di Singapura disesuaikan dengan peraturan pemerintah.
"Nggak daring, tapi di sana sekolahnya menyesuaikan peraturan pemerintah. Cuma saat ini tatap muka bareng teman-teman. Tapi memang aku pilih sekolah yang relatif size kelasnya itu kecil. Jadi dalam satu kelas tidak banyak muridnya karena riwayat kesehatan Aisha yang mana dia membutuhkan perhatian lebih sehingga dihadapkan gurunya lebih gampang memperhatikan kesehatan Aisha," sambungnya lagi.
Saat ke Indonesia, Denada pun dengan berat hati meninggalkan Aisha di Singapura. Karena memang ini salah satu cara agar dirinya tetap memiliki penghasilan untuk biaya pengobatan Aisha.
"Ini hitungannya sudah dua minggu nggak ketemu. Kalau aku pribadi rasanya pasti berat, berat sekali (meninggalkan anak di Singapura). Bukan hanya mengkhawatirkan anak ya tapi juga tentunya diri sendiri. Apa lagi sekarang aku ada di negara yang berbeda di mana dengan situasi seperti ini ada variasi (covid) baru, kedua negara mempunyai peraturan-peraturan baru yang disesuaikan dengan kondisi, situasi pandemi sekarang," terangnya.
"Jadi aku pasti ada rasa ketakutan, kekhawatiran, nanti gampang nggak untuk aku bisa balik ke Singapura gitu. Dan seharusnya aku nggak bisa bikin planning terlalu jauh karena kita harus terus melihat dan memperhatikan aturan-aturan apa border dari setiap negara baik Singapura atau Indonesia," ungkap Denada lagi.
(hnh/pus)