Dian Sastrowardoyo dan pendiri rumah mode Sejauh Mata Memandang, Chitra Subiyakto juga menyorot fast fashion. Di mana industri fashion yang terus bergerak dengan berbagai koleksi baru yang dipasarkan.
Akan tetapi, yang menjadi fokus mereka adalah fast fashion itu berfokus bukan pada kualitas tapi kuantitas. Dari situ muncul soal pekerja yang tidak mendapat upah sesuai dan pemilihan bahan pakaian tidak ramah lingkungan.
"Lima tahun terakhir, research tentang produk ramah lingkungan mulai naik dan pelan-pelan menyadari dampaknya. Mungkin kita bisa pelan-pelan memilih pakaian yang tidak mengandung polyester, karena tidak ramah lingkungan," kata Chitra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesulitan memilih bahan yang ramah lingkungan, kita harus bisa mengurangi limbah fesyen. Itu dengan cara merawat dan memakai pakaian dalam waktu yang lama.
"Kita harus mulai belajar cara merawat pakaian supaya berguna buat kita lebih panjang. Kalau bisa 10 tahun lebih kita masih pakai pakaian yang sama," kata Dian Sastrowardoyo.
"Jadi gimana caranya kalau cuci ada cara yang bikin pakaian itu tidak cepat rusak," sambungnya.
Dian Sastrowardoyo melihat kehidupan zaman dulu di mana tak mudah membuang barang.
"Jadi kayak orang zaman dulu, kalau ada yang rusak ya kita perbaiki lagi. Jangan langsung buang atau beli yang baru. Kita harus tetap coba bisa gunakan. Saya sampai punya beberapa fans, yang mengenali baju olahraga saya yang tetap sama dari tujuh tahun lalu," ucapnya.
"Jadi, nggak apa-apa gitu loh pakai baju yang sama. Kalau masih bagus, masih terpakai, pakai aja gitu nggak usah selalu baru," tukas Dian Sastrowardoyo.
Simak Video "Video: Pidato Dian Sastro-Kamila Andini di Seoul International Drama Awards "
[Gambas:Video 20detik]
(pus/nu2)