Dinar Candy memiliki rencana bakal berkonsultasi dengan psikiater usai mengaku stres yang berujung berbikini di jalan raya.
Direncanakan, Dinar akan ke psikiater besok. Namun hal itu masih belum dapat ia pastikan.
"Iya, kayaknya besok kali ya, atau nanti," ujar Dinar Candy saat ditemui di kediamannya kawasan Tangerang Selatan, Jumat (6/8/2021) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksinya berbikini di pinggir jalan adalah puncak dari rasa stresnya. Ditegaskan Dinar, hal yang dilakukannya itu sebatas spontanitas saja.
"Pertama karena stres yang memuncak, jadi nggak tau itu spontan aja, kejadian itu ya yaudah terjadi aja gitu. Empat bulan itu aku stres dan ini puncaknya," jelas Dinar Candy
Dinar mengaku tak mempertimbangkan sama sekali perbuatannya itu. Ia secara langsung hanya melakukan itu tanpa pikir panjang.
"Tidak mempertimbangkan sama sekali kayak spontan gitu aja," lanjut Dinar.
Ini bukan kali pertama Dinar Candy stres karena pandemi COVID-19. Ia sempat merasakan stres juga sebelumnya. Aksinya menjual celana dalam beberapa waktu lalu juga rasa stresnya menghadapi COVID-19.
"Aku belum ke psikiater karena semalem baru pulang. Sebenarnya kita mau ke psikiater, aku butuh konsul," tutur Dinar.
Kasus Dinar Candy ini menyita perhatian banyak pihak. Salah satunya Komnas Perempuan. Saat dihubungi detikcom, Komnas Perempuan meminta agar kasus Dinar Candy ini dihentikan.
"Yang berhak menjatuhkan vonis itu kan memang 'hakim'. Tapi yang Komnas perempuan minta atau rekomendasikan, kita mungkin harus melihat kasus ini tidak hanya dari aspek DC, ini memakai bikini ya untuk mengekspresikan ininya (protesnya). Tapi latar belakang mengapa ia melakukan," ujar Siti Aminah, Komisioner Komnas Perempuan, saat dihubungi detikcom.
"Kalau yang aku baca kemarin DC ini melakukannya karena dia tertekan dengan perpanjangan PPKM. Karena dia stres, kita melihat ini bahwa Pandemi ini terjadi, ketika PPKM diperpanjang ini juga memberikan tekanan kepada individu-individu yang bentuknya mungkin bisa berbeda satu sama lain. Cara penyelesaiannya berbeda satu sama lain dan kondisi Pandemi ini kita harus mengakui bahwa ini juga mempengaruhi kesehatan mental setiap orang," tuturnya.
Dinar Candy juga sudah mengakui kesalahannya. Ia menyesal telah melakukan aksi berbikini tersebut di pinggir jalan.
Masalah Dinar Candy ini juga tidak perlu diselesaikan sampai ke ranah hukum. Hanya perlu adanya tenggang rasa untuk menyelesaikannya.
"Sebenarnya nggak ada yang salah, berbahayanya juga berbahaya di mana. Itulah, kalau perdebatan Kesopanan, kesusilaan, moralitas, ketelanjangan itu kan multitafsir ya. Kayak pornografi itu sendiri," imbuh Siti Aminah.
"Tapi kan memang seharusnya kita bisa menenggang rasa sih, Bukan kepada aturan hukumnya," tuturnya.
(pig/wes)