Bertemu Suku Toe di NTT, Ada yang Buat Darius Sinathrya Terkesima

Bertemu Suku Toe di NTT, Ada yang Buat Darius Sinathrya Terkesima

Inkana Putri - detikHot
Kamis, 27 Mei 2021 15:10 WIB
Darius Sinathrya
Foto: CXO Media
Jakarta -

Nusa Tenggara Timur memang menyimpan segudang keindahan alam serta keberagaman suku dan budaya. Tak heran banyak orang terpikat saat menginjakkan kaki di tempat ini.

Seperti yang dialami Darius Sinathrya saat berkunjung ke Kampung Melo, Desa Liang Ndara, NTT. Kampung yang menjadi gerbang masuk NTT ini dikelilingi perairan dan daratan indah. Di kampung ini, adat dan budaya Manggarai pun masih dilestarikan oleh Suku Toe.

"Sejauh mata memandang terbentang luas daratan hijau. Sejauh mata memandang, terbentang luas lautan damai. Hidup beriringan bersama manusia dan segala adat kebiasaan yang bersatu, tinggal juga di sini berbagai suku, penghuni asli dan para pendatang. Hidup berdampingan, berbeda-beda, tapi saling mengimbangi," ungkap Darius dalam acara Kembara Ep. 1 - Perjalanan Darius Sinathrya, Empati di channel YouTube CXO Media.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darius mengungkapkan mayoritas Suku Toe umumnya masih bermata pencaharian sebagai petani. Banyak warga Kampung Melo yang juga memproduksi kopi khas Manggarai. Seluruh warga Kampung Melo pun selalu menjaga, menghormati dan menghargai adat dan budaya warisan nenek moyang mereka.

"Kampung Melo tempat Suku Toe tinggal, hidup bertani bertahan dari apa yang didapat dari alam. Kampung Melo ini indah sekali, ada di atas bukit, jadi pemandangannya langsung sampai ke pantai dan laut," katanya.

ADVERTISEMENT

"Menjaga tradisi, menghormati dan menghargai tak pernah mereka tinggalkan," imbuhnya.

Sama halnya dengan tradisi di wilayah NTT lainnya, sesampainya di Kampung Melo Darius juga disuguhi dengan sirih dan pinang yang menjadi salah satu tradisi penerimaan tamu disana. Salah seorang warga Kampung Melo, Yohanes menyebut sirih dan pinang memang selalu disajikan saat pertemuan.

"Saya jelaskan ini buah sirih, ini pinang, ini kapur. Jadi bahannya ada tiga makna dari pemberian sirih pinang, hari ini merupakan awal perkenalan kita, mudah-mudahan dari perkenalan ini kita selalu bersatu hati membangun dan melestarikan sosial budaya warisan leluhur kita bersama," katanya.

Tak hanya sirih dan pinang, Yohanes juga menyuguhkan tuak sebagai simbol sumber kehidupan. Dalam tradisi Suku Toe, tuak juga berarti bentuk penerimaan warga di sana terhadap para tamu atau pendatang.

"Keluarga Kampung Melo merasa gembira dengan kunjungan dari Jakarta. Kami tahu Jakarta itu jauh. Perjalanan dari Jakarta melewati udara, laut dan daratan dan sampailah di Kampung Melo. Jadi, tuak ini adalah air, air itu sumber kehidupan. Tuak ini untuk melepaskan rasa lelah, rasa haus dalam perjalanan. Dan tuak juga artinya kami menerima di sini dengan senang hati," jelasnya.

Perjalanan Darius di NTT menjadi awal menemukan dirinya kembali dengan berempati. Bersama Citilink dan Tiket.com, selanjutnya Darius akan jelajahi Indonesia lebih jauh lagi, menemukan sesuatu yang lebih besar untuk merasa lebih 'hidup'.

(mul/ega)

Hide Ads