Aktris Ini Sebut James Franco Predator Seks

Aktris Ini Sebut James Franco Predator Seks

Asep Syaifullah - detikHot
Minggu, 11 Apr 2021 18:28 WIB
BEVERLY HILLS, CA - JANUARY 07:  James Franco attends The 75th Annual Golden Globe Awards at The Beverly Hilton Hotel on January 7, 2018 in Beverly Hills, California.  (Photo by Frederick M. Brown/Getty Images)
Foto: James Franco disebut sebagai predator seks. (Frederick M. Brown/Getty Images)
Jakarta -

Aktris Charlene Yi membagikan kisah yang dialaminya bersama aktor Hollywood James Franco dan Seth Rogen. Dua aktor yang sempat menjadi rekannya itu ternyata meninggalkan citra buruk untuknya, bahkan ia tak segan menjuluki James Franco sebagai predator seks.

Hal tersebut diunggahnya dalam postingan di instagramnya baru-baru ini. Yi yang pernah bekerjasama dengan Franco dalam film The Disaster Artist itu mengungkapkan kisah buruknya yang dialami selama proses syuting.

Sebenarnya aktris berusia 35 tahun itu juga terlibat dalam produksi The Room bersama James Franco. Ia berperan sebagai kostum desainer bernama Safowa Brigth-Asare, namun di tengah proses syuting ia memilih cabut dan melanggar kontrak kerjanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yi merasa bahaya yang mengintai saat bersama sang predator seksual tersebut apalagi sang produser mencoba untuk menggodanya dengan iming-iming peran yang lebih penting.

"Aku merasa tak aman bekerja sama dengan seorang predator seks," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Ia (sang produser) mengatakan jika permasalahan James Franco sebagai predator seksual itu sudah lama sekali, kini ia sudah berubah...Padahal pada minggu itu ia baru saja dituduh telah melakukan pelecehan pada seorang wanita," tambahnya.

Yi pun menjelaskan jika Seth Rogen lah yang menjadi produser film tersebut, sehingga tak heran jika ia sangat membela sahabatnya itu.

Menurutnya apa yang dilakukan James Franco diketahui oleh Seth Rogen, namun sang aktor memilih untuk bungkam dan tak menutup kemungkinan jika ia melakukan hal yang sama dengan James Franco.

"Membantah adalah sebuah taktik yang kerap dilakukan pelaku kekerasan yang sudah melakukan kekerasan psikologis dan memberikan dampak serius; sang korban pun kehilangan rasa untuk melindungi dirinya di dunia nyata, (mengalami) PTSD, hingga berpikiran untuk melakukan bunuh diri," tulisnya.

Pada akhir Februari lalu gugatan pada James Franco pun telah dicabut dan mencapai penyelesaian dalam gugatan pelecehan dan eksploitasi seksual yang dilontarkan kepadanya. Gugatan tersebut dibuat oleh dua perempuan yang merupakan mantan siswa di sekolah akting Studio 4 yang kini sudah tak ada.

Sejak 2019, dua mantan siswa James Franco bernama Sarah Tither-Kaplan dan Toni Gaal menuduh sang aktor menciptakan lingkungan pelecehan dan eksploitasi seksual.

Pengacara James Franco sudah membantah gugatan tersebut. "Ini bukan pertama kalinya klaim ini dibuat dan dibantah," ujarnya.

"James Franco tidak hanya akan membela diri sepenuhnya tapi juga meminta ganti rugi dari penggugat dan pengacara mereka karena tuduhan yang keji. Hanya demi publisitas," pungkasnya.

Ini adalah kedua kalinya, James Franco menghadapi tuduhan tentang pelecehan seksual. Sebelumnya pada Januari 2019, sebanyak 5 perempuan yang 4 di antaranya adalah muridnya mengajukan gugatan.

(ass/dar)

Hide Ads