Di Balik Panasnya Industri Porno: Perlakuan bak Binatang hingga Ancaman Kematian

Di Balik Panasnya Industri Porno: Perlakuan bak Binatang hingga Ancaman Kematian

Asep Syaifullah - detikHot
Jumat, 09 Apr 2021 15:38 WIB
depressed woman sitting head in hands in the dark bedroom
Video porno boleh saja panas tapi pada kenyataannya, pemainnya mengalami hal-hal yang kurang manusiawi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kitzcorner)
Jakarta -

Industri porno tak selalu menjual kebahagiaan dan kesuksesan bagi para wanita muda seperti yang banyak beredar di media sosial. Ada banyak kisah kelam dan pengalaman memilukan yang dialami para bintang porno selama aktif di industri tersebut.

Perlakuan tak manusiawi, penyakit kelamin, hingga kecanduan obat-obatan terlarang kerap dialami oleh mereka saat berkarier sebagai bintang film dewasa. Bahkan tak jarang di antara mereka meninggal dunia tanpa sebab yang jelas.

Sebut saja, Olivia Nova yang ditemukan meninggal dunia pada November 2017 di Las Vegas, Shyla Stylez yang juga meninggal pada bulan yang sama saat tertidur, August Ames yang mengakhiri hidupnya karena depresi pada Desember 2018 hingga Yuri Beltran yang ditemukan tewas dua minggu setelahnya akibat overdosis obat terlarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rata-rata yang menjadi korban dari industri tersebut adalah wanita. Kebanyakan mengaku trauma karena beragam tindakan yang diminta untuk dilakukan oleh produser atau pun aktor lawan main mereka.

"Aku setuju untuk melakukan sebuah adegan, aku berpikir itu hanyalah sebuah adegan kekerasan jadi semua pura-pura saja saat ia memukul kepalaku. (Namun) ia memakai cincin emas dan terus-terusan memukulku hingga akhirnya aku pun meminta untuk berhenti karena aku sudah tak kuat menanggung rasa sakit," ungkap salah satu bintang porno berinisial AD dilansir dari filmdaily.

ADVERTISEMENT

Pengalaman lainnya dirasakan oleh bintang porno berinisial RS. Ia mengaku dipukuli dan dicekik hingga nyaris tak sadarkan diri. Dirinya sempat memohon untuk menghentikan adegan tersebut, namun mereka justru melanjutkannya dan merekam adegan di mana ia menangis kesakitan.

"Aku menangis dan terus menangis, dan hal itu tak melanggar peraturan syuting. Ada seorang pria yang menjadi videografer dan seorang fotografer wanita. Aku terus melihat ke arah mereka dan memohon untuk menyelamatkanku," kenangnya.

Pengalaman buruk tersebut juga beresiko terhadap kesehatan mereka sebagaimana yang diceritakan oleh bintang porno berinisial R. Ia harus merelakan rahimnya diangkat oleh dokter dan kehilangan asa untuk menjadi seorang ibu setelah terjun ke dunia porno.

"Setelah melakukan syuting 30 film porno aku dinyatakan mengidap dua penyakit menular. Aku terkena herpes dan HPV. HPV pun membuat diriku terkena kanker serviks hingga membuat rahimku diangkat. (Menjadi bintang) porno benar-benar menghancurkan hidupku," kenangnya.

Nasib serupa juga dialami oleh wanita berinisial LR, ia mengalami kanker serviks dan parahnya lagi dirinya tertular HIV. Ia merasa tertipu saat diminta untuk beradegan seks tanpa pengaman dengan seorang aktor porno bernama Darren James.

Produser dan para kru berdalih mereka telah melakukan test HIV dan penyakit lainnya untuk Darren dan dirinya, namun nyatanya hal itu urung dilakukan. Ia pun baru menyadari terkena virus tersebut beberapa minggu usai kejadian saat melakukan test rutin.

Menurut peneliti industri porno bernama Gad Saad, ada banyak ketidakpastian yang dialami oleh para bintang porno. Tak ada jaminan di hidup mereka karena ada begitu banyak talenta muda atau baru yang muncul tiap bulannya.

Apalagi dengan didukung stigma seolah-olah industri tersebut begitu menjanjikan kehidupan mewah dan uang banyak seperti yang kerap ditunjukkan para bintang porno ternama.

"Saat kamera menyala maka semuanya akan terlihat bahagia. Namun masalahnya adalah pekerjaan itu benar-benar menguras (kehidupan) mereka. Bintang porno banyak yang tak memiliki rencana di masa depannya dan itu yang membuat mereka terjebak di sana," pungkasnya.

(ass/aay)

Hide Ads