Larry Flynt dikenal sebagai raja di industri pornografi dunia. Ia adalah sosok di balik majalah-majalah dewasa seperti Hustler, Barely Legal hingga Asian Fever yang menyajikan konten-konten porno.
Larry meninggal dunia pada 10 Februari lalu di usia ke-78 tahun. Untuk mengenang dirinya, pihak keluarga pun membuat pemakaman tersebut berbeda dengan orang-orang kebanyakan.
Mereka berniat membuat pesta bersama para bintang-bintang porno untuk mengenang sang Raja Porno yang sempat dinobatkan sebagai orang no.1 di daftar 50 Powerful People in Porn.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesta tersebut pun rencananya digelar di Hustler Club di Las Vegas, Amerika Serikat , dengan menampilkan kelompok penari Sexy After Dark serta penari striptease, live musik dan hiburan lainnya. Selain itu akan ada acara penghormatan terakhir untuk Larry Flynt dengan ditandai pelepasan balon.
Tak seperti selebriti lainnya, pemakaman Flynt terbuka bagi para masyarakat dan dikenai biaya sebesar 50 dollar atau senilai Rp 700 ribu. Selain itu mereka juga menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dan hanya memperbolehkan netizen membeli empat tiket untuk satu kali pembelian.
Seperti halnya bos Playboy, Hugh Hefner, Larry Flynt memiliki hidup yang didambakan banyak orang. Selain hidup mewah dengan aset jutaan dollar, ia pun dikelilingi wanita cantik dan seksi di sepanjang hidupnya.
Baca juga: Konser Lil Jon Jadi Latar Film Porno |
Meski begitu Larry sempat dijadikan target pembunuhan oleh seorang pembunuh berantai bernama Joseph Paul Franklin. Untungnya ia selamat meskipun kejadian itu membuatnya lumpuh dan terpaksa duduk di kursi roda di sisa hidupnya itu.
Larry Flynt memulai peruntungannya di dunia publishing pada Januari 1972 dengan mendirikan Hustler Newsletter, yakni koran dengan dua halaman yang memuat soal klub miliknya itu. Ia pun melihat potensi di majalah porno setelah sukses berbisnis bar yang dimulainya dari usia remaja dengan berbekal uang warisan dari sang ibu.
Majalahnya pun mulai menjadi sorotan usai memajang foto telanjang Jacqueline Kennedy Onnasis saat sedang berjemur di tengah liburannya. Foto tersebut dibelinya dari seorang papparazi yang tak disebutkan namanya dan dipublikasikan di majalahnya pada 1975 hingga membuat majalah miliknya laku satu juta kopi dalam jangka waktu singkat yakni hanya beberapa hari saja.
(ass/nu2)