Akibat diet nasi selama dua tahun, Juwita Bahar sampai koma selama 15 hari. Dalam kondisi seperti itu, dokter sudah memprediksi dirinya akan lumpuh jika sadarkan diri.
Kejadian itu dialami Juwita Bahar saat usianya masih 10 tahun. Setelah berhasil melewati masa-masa kritis, Juwita Bahar mengaku harus belajar lagi menggerakkan seluruh anggota badannya.
"Alhamdulillah sih nggak ada rasa sakit, jadi bangun tidur tuh kayak biasa aja gitu. Tapi, memang semua kayak belum bisa aktif, harus belajar duduk, belajar gerakin kepala," ungkap Juwita Bahar ditemui di gedung Transmedia, Jakarta Selatan.
Saat koma di rumah sakit, ada beberapa diagnosis yang dokter berikan. Juwita Bahar disebut meningitis sampai adanya virus yang masuk ke otaknya.
Saat itu, Juwita Bahar diet karena mengaku minder dengan tubuhnya yang gemuk. Alhasil dia melakukan diet dengan tak makan nasi.
"Iya (minder) karena gendut, aku nggak pede banget kalau gendut," aku Juwita Bahar.
Ada mulut-mulut yang iseng mengomentari bentuk tubuhnya. Ada juga yang menyamakannya dengan sang bunda, Anisa Bahar. Namun, bukan karena disamakan dengan bentuk tubuh sang bunda yang buat Juwita Bahar minder.
"Bukan yang karena mirip mamanya. Cuma kenapa sih memangnya aku kan suka makan, aku mau makan, memang nggak boleh? Sedih saja sih suka baper," ucap Juwita Bahar.
Nyawanya nyaris tak tertolong karena diet, Juwita Bahar kini tak lagi kepikiran untuk menguruskan badan. Apalagi untuk melakukan diet ekstrem.
"Nggak ada diet-diet. Happy saja kayaknya. Makan sih ya sesenangnya aku saja," jawab Juwita Bahar.
"Saat ini aku belum niat diet, jadi kalau ada yang bully ya cuma sedih saja," tambahnya.
Juwita Bahar masih ingat bagaimana dirinya benar-benar tak bisa menggerakan tubuhnya dan hanya terbaring di tempat tidur. Selama itu, Juwita Bahar melihat keluarga dan orang tuanya sangat khawatir.
Simak Video "Masak Buat Suami, Juwita Bahar Belajar Autodidak dari YouTube"
[Gambas:Video 20detik]
(pus/mau)