Aksi Sejuta Kasih Untuk Nikita Mirzani tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tak sampai 50 orang, mereka pun sampai diusir oleh petugas.
Massa yang tergabung dalam Laskar Nikita Mirzani itu baru mulai memadati bundaran HI pukul 20.30 WIB. Mereka telat setengah jam dari waktu yang dijadwalkan.
Setibanya di sana, Laskar Nikita Mirzani diusir oleh pihak kepolisian. Mereka tidak diperbolehkan aksi karena belum mengantongi izin.
Tak putus asa, Laskar Nikita Mirzani pun memilih untuk berpindah tempat. Mereka dipukul mundur oleh petugas menuju silang Monas yang berada di sebrang patung kuda.
Massa yang mengaku pendukung Nikita Mirzani itu akhirnya long march menuju area yang dituju. Sebagian dari mereka menggunakan motor hingga gojek untuk menuju lokasi tersebut.
![]() |
Setibanya di Monas, Laskar Nikita Mirzani kembali mendapatkan penolakan dari petugas. Adu mulut pun terjadi antara massa dan Satpol PP. Hingga akhirnya massa tetap memaksa untuk melangsungkan aksi.
Aksi akhirnya dimulai dengan menyalakan lilin. Kemudian mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu nasional yang dilanjutian dengan orasi.
"Semoga bangsa kita ini tidak adalagi yang menzalimi. Yok kita berdoa bersama. Demi kepentingan wanita tidak ada lagi wanita-wanita yang dihina dan dicaci," ujar seorang ibu-ibu berhijab saat menyampaikan orasinya, pada Sabtu (14/11/2020).
Aksi dukung Nikita Mirzani itu benar-benar di luar ekspetasi. Dari awal yang diperkirakan akan datang 300 massa, ternyata yang hadir tidak sampai 50 orang.
Mereka terdiri dari ibu-ibu paruh baya hingga bapak-bapak. Euforianya pun tidak besar seperti yang diperkirakan.
Sepanjang aksi digulir, nama Nikita Mirzani hanya sesekali disinggung. Aksi tersebut terlihat sangat tidak terkordinir dengan baik dan berantakan.
Aksi kumpul ibu-ibu itu pun menjadi tontonan warga yang melintas. Mereka seperti heran dan bertanya-tanya sedang ada keramaian apa yang dilakukan.
Dalam aksi itu pula massa lebih banyak menuntut agar FPI tidak bertindak represif. Hal itu disampaikan oleh seorang pria bernama Sapto Hadi.
"Untuk keluarga besar daripada FPI, berbuat baiklah untuk kami semua. Agar kami semua tidak membenci kalian dan kami tidak akan memprovokasi kalian. Kami juga sama dengan kalian. Cinta negara, cinta pemimpin, dan cinta damai sejahtera. Untuk ustaz, habib atau apa pun semua. Hilangkan intimidasi, penekanan, pengancaman untuk semua umat warga negara Indonesia yang sama punya hak yaitu merdeka," ujarnya menggebu-gebu.
Aksi pun akhirnya dibubarkan oleh petugas sekitar pukul 22.00 WIB. aksi tersebut ditutup dengan pembacaan doa hingga foto bersama.
(hnh/mau)