Istri pertama Didi Kempot, Hj. Saputri, menangis di samping makam almarhum suaminya di Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Kamis malam (23/9/2020). Isak tangis tampak terlihat saat momen Saputri usai berdoa yang digelar malam ini.
"Saya menangis, pertama saya baca tulisannya Didik Prasetio antara mimpi dan nyata. Bebar-beher ya Allah, ini tidur selamanya,"ujar Hj Saputri kepada detikcom di makam, Kamis malam (23/9/2010).
Tulisan nama Didi Kempot, kata Saputri, terukir di sebuah batu nisan yang baru dipasang hari ini. Saat pemasangan batu nisan siang hari, lanjut Saputri, dirinya tidak luluasa menahan air mata dan menangis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat di pasang tadi siang itu rasanya gimana gitu. Karena saya kalau ingat nama ini ya Allah antara ini, tidur. Tidur selamanya," paparnya sambil mengusap air mata.
Baca juga: Cerita Pemecatan Dory Harsa oleh Didi Kempot |
Saputri mengatakan proses pembangunan akhir area makam yakni pemasangan batu nisan. Saat ini tinggal penyempurnaan pemasangan paving dari jalan raya menuju makam sekitar 100 meter.
"Alhamdulillah, sudah selesai pemasangan batu nisan dan tinggal paving jalannya," tandasnya.
Pantauan detikcom, Saputri setiap malam Jumat bersama keluarga berdoa di makam. Namun malam ini doa bersama diikuti oleh belasan fans Didi Kempot.
Tidak Pasang Kijing di Makam Didi Kempot
Kepada detikHOT istri pertama sang maestro campursari Didi kempot mengaku hanya memasang batu nisan. Makam suaminya sengaja tidak ada kijing karena permintaan almarhum saat masih hidup.
"Ini batu nisan, ndak pokoknya memang niat saya sendiri cukup batu nisan (tidak kijing) pesan beliau kalau meninggal bilang, mah jangan kasi gini ya ( kijing )," ucap Saputri menirukan pesan almarhum Didi Kempot.
![]() |
Saputri mengatakan kala itu almarhum mempunyai alasan tidak mau dipasang kijing karena berat. "Mah jangan kasi gini ya (kijing) nanti berat loh," ucap Saputri mengingat lagi pesan suaminya.
Batu nisan yang berukir nama Didik Prasetio itu, kata Saputri dipesan dari kota Tulungagung. Pemesanan dilakukan hampir dua bulan langsung olehnya.
"Batu nisan pesan di Tulungagung hampir 2 bulanan Alhamdulillah sudah selesai tinggal paving," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Saputri berpesan kepada para peziarah. Istri pertama Didi Kempot yang tinggal di Desa Majasem Kecamatan Kendal Ngawi itu meminta agar peziarah tidak meminta sesuatu kepada orang yang sudah meninggal dunia.
"Saya berpesan jangan meminta doa restu kepada orang yang telah meninggal. Tolong didoakan itu pesan saya," ucap Saputri.
Saputri mengaku pihaknya tidak ingin para peziarah salah mengartikan saat berkunjung ke makam suaminya yang merupakan maestro campursari. "Tolong jangan salah arti ya jangan meminta sesuatu pada orang yang sudah meninggal," tandasnya.
Saputri yang mengenakan baju motif bunga warna biru berkerudung hitam tampak mengaku sudah ikhlas atas kepergian didik kempot. "Alhamdulillah iklas Ndak iklas harus iklas jita semua sudah antri pasti akan datang giliran kita. Mohon doakan almarhum jaga karya-karyanya," tandasnya.
(dar/dar)