Mantan Istri Ayah Atta Halilintar Ngaku Diperlakukan Layak ART Sebelum Cerai

Mantan Istri Ayah Atta Halilintar Ngaku Diperlakukan Layak ART Sebelum Cerai

Hanif Hawari - detikHot
Kamis, 03 Sep 2020 19:34 WIB
Halilintar Asmid, ayah Atta Halilintar.
Ayah Atta Halilintar diceraikan istri kedua karena disebut perlakukan layaknya ART. (Foto: Dok. Instagram/halilintarasmid)
Jakarta -

Ada kabar baru dari mantan istri kedua Halilintar Anofial Asmid, Happy Hariadi. Ketika masih menjalin rumah tangga, ia mengaku diperlakukan seperti pembantu alias asisten rumah tangga (ART).

Bukan oleh Halilintar Anofial Asmid, tapi oleh istri pertamanya, Lenggogeni Faruk. Hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum Happy Hariadi, Dedek Gunawan.

"Iya menurut keterangan klien kami. Sejak awal pernikahan pun sudah mendapatkan hal tersebut, perlakuan diskriminasi itu ada," kata Dedek Gunawan saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (3/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat mendengar hal tersebut, Dedek Gunawan pun tak menyangka. Happy Hariadi benar-benar tidak diperlakukan selayaknya istri oleh ayah Atta Halilintar itu selama hampir delapan tahun.

"Iya seperti yang kita sampaikan kemarin, kan, beliau menjelaskan ke kita, beliau nyuci segala macem. Sebenarnya tugas ART diambil alih oleh beliau karena disuruh, kan," ucap Dedek Gunawan.

ADVERTISEMENT

"Kita nggak tahu ada ART atau nggak, tapi artinya beliau itu justru mendapat perlakuan seperti itu. Nggak selayaknya seorang istri," tambah Dedek Gunawan.

Karena tak kuat, Happy Hariadi melayangkan gugatan cerai kepada Halilintar Anofial Asmid di Pengadilan Agama Pekanbaru pada tahun 2005. Sidang cerai pun akhirnya resmi diputus pada tahun 2006.

Selain itu, Happy Hariadi juga mengaku tidak pernah mendapatkan nafkah lahir batin dari Halilintar Anofial Asmid. Bahkan saat anaknya lahir pun, Mubarotah, tidak pernah diakuinya.

"Iya ditambah hal-hal lain, seperti dicuekan, nafkah kan sifatnya ada dua kan, nafkah lahir dan nafkah batin tidak dipenuhi. Ya tentu bagian dari akumulasi itu sendiri kan, makanya ya puncak kesabaranya pada tahun 2005 itu kan, begitu. Iya (Mubarotah) masih balita (saat itu)," tutup Dedek Gunawan.

(hnh/nu2)

Hide Ads