Chelsea Islan boleh dibilang telah menjejaki kesuksesan dalam kariernya sebagai aktris. Namun, ternyata ia tak lekas berpuas diri, karena masih ada sebuah cita-cita sejak kecil yang belum tercapai.
Chelsea bercerita, ia tak pernah bermimpi menjadi aktris seperti profesinya saat ini. Hal tersebut yang dibahas dalam perbincangannya dengan Putri Tanjung di Ngobrol Sesudah Sore Vol. 2 Bersama Sasa. Pada program ini juga akan didonasikan uang Rp 150 Juta kepada pihak yang dipilih oleh narasumber.
Dengan mengusung tema acara #GenerasiMikir, Sasa ingin generasi muda Indonesia mempunyai cara berpikir kreatif, kritis dan tidak mudah termakan pengaruh berita-berita negatif. Selain itu, Sasa juga mengajak generasi muda Indonesia untuk sama-sama memajukan bangsa lewat acara yang inspiratif seperti ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Chelsea, sejak kecil, ia justru memiliki cita-cita menjadi sutradara. "Justru aku sebelum jadi artis waktu SMP, SMA aku sering banget bikin film pendek," kenang Chelsea.
Ia mengaku masih ingin mengejar angan yang sudah tertancap sejak masa Taman Kanak-kanak (TK) itu. Sebab, ia berpandangan tak ada istilah terlambat dalam mengejar cita-cita. Hal itu justru menjadi pelecut semangat dalam menjalani hidup.
"Suatu goal tuh membawa kita jalan ke depan, selalu mau maju, selalu mau berjuang. Kalau gak ada goal dalam hidup tuh justru hampa banget kayak kosong banget nih, gak tahu tujuan hidup mau ke mana," tutur Chelsea.
Pemain film 'Di Balik 98' itu menganggap masa pandemi COVID-19 sebagai momentum yang tepat untuk mencapai cita-cita maupun target yang belum tercapai. Banyaknya waktu di rumah dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang tak pernah bisa dilakukan sebelumnya.
Di masa pandemi, Chelsea mengaku memanfaatkan waktu di rumah saja untuk menulis naskah cerita guna merintis langkahnya menjadi sutradara. Selain itu, ia juga mengikuti pelatihan online untuk menambah wawasan dan keilmuan.
"Aku ngerasa ini mungkin the only time aku bisa mulai nulis script, mulai nulis naskah film. Justru pas lagi di rumah aja gak ngapa-ngapain, mungkin biasanya sibuk banget, mungkin temen-temen banyak yang selama ini 'ah gak ada waktu', itu selalu menjadi alasan," kata Chelsea.
" Di saat yang seperti ini kita bisa banget ngelakuin hal-hal yang tadinya kita nggak bisa ya kita harus bikin diri kita produktif dan berkarya di mana pun kita berada," imbuhnya.
Selain soal cita-cita menjadi sutradara, target lain yang juga masih membayangi Chelsea yakni melanjutkan pendidikan. Karena kesibukan sebagai aktris Chelsea belum sempat melanjutkan kuliah.
"Aku pengin banget sebenarnya kuliah. Tapi mungkin kan selama ini belum terwujud karena masih sibuk kerja, masih setiap hari banyak yang harus dilakukan. Bisa dibilang gap year-nya udah hampir tujuh tahun. Mungkin menurut aku itu suatu hal yang harus aku kejar untuk belajar lagi," kata dia.
Wanita kelahiran 2 Juni 1995 itu turut membeberkan perjalanannya di dunia hiburan yang banyak dihadapkan dengan tantangan. Ia menampik anggapan yang menyebut paras cantik akan membuat semua hal menjadi mudah, termasuk untuk menjadi aktris.
Ia mengingat lagi pengalamannya mendapatkan peran sebagai Diana di film 'Di Balik 98' yang harus melalui proses empat kali casting. Namun ia tak lantas meletakkan harapannya setelah berkali-kali gagal.
"Banyak banget orang-orang bilang 'ah gampang lah pasti keterima main film'. Itu banyak banget yang suka ngomong gitu. Padahal aku ada satu cerita, jadi pas waktu di film 'Di Balik 98' itu film ketiga aku. Itu aku casting sampai empat kali, yang pertama ditolak, yang kedua ditolak, yang ketiga ditolak, yang keempat baru diterima jadi karakter itu," kisahnya.
Selain gigih, Chelsea juga memegang prinsip, wanita tidak boleh sebatas mengandalkan kecantikan fisik. Tapi, setiap wanita harus punya inner beauty, sikap yang baik, serta kecerdasan agar dapat berkembang dan sukses dalam bidang yang ditekuni.
"Sebagai perempuan aku ngerasa kita tidak boleh dijudge dari penampilan saja. Karena banyak sekali orang judge the book by its cover gitu ya istilahnya ya. Tapi kita juga harus melihat dari personality-nya, kecantikan itu kan juga dari inner beauty-nya. Gak hanya yang ada di luar, tapi juga dari dalam," tegas Chelsea.
Salah satu wujud inner beauty yang dimiliki Chelsea tercermin dari kepeduliannya membantu pendidikan anak-anak di Indonesia Timur. Sejak beberapa tahun terakhir, Chelsea bersama beberapa rekan menjalankan program Taman Bacaan Pelangi untuk membantu anak-anak di tempat matahari terbit bersekolah dengan layak.
Program tersebut tercetus ketika Chelsea berkunjung ke suatu daerah di Indonesia Timur. Ia melihat anak-anak menyambut gembira kedatangan Chelsea dan teman-teman yang membawa buku, baju, sepatu, dan tas. Pemain film 'Refrain' itu melihat semangat yang terpancar dari anak-anak, hingga membuatnya tergerak membantu mereka.
"Pas datang aku melihat anak-anak ini perlu perhatian lebih. Bukan hanya nge-post aja, atau (ajakan membantu) lewat sosial media, tapi kita harus bener-benar kerja nyata, beraksi untuk mereka," ujar Chelsea.
"Mereka tuh benar-benar semangat untuk sekolah dan itu justru aku melihat semangat yang seperti ini yang harusnya ada di kota-kota besar," tambahnya.
Chelsea berharap dapat memiliki yayasan yang dapat membantu pendidikan anak-anak di Indonesia Timur.
Obrolan dua wanita yang menginspirasi ini berlangsung sangat seru. Setelah berbincang selama 30 menit, Ngobrol Sesudah Sore Vol.2 bareng Sasa di episode terakhir pun berakhir. Di setiap episodenya, Sasa akan mendonasikan total Rp 150 juta untuk membantu program penanganan COVID-19 kepada pihak yang dipilih narasumber.
Bagi kamu yang ketinggalan, kamu tetap bisa nonton Ngobrol Sesudah Sore bareng Putri Tanjung setiap hari Kamis di detikcom.
(ega/ega)