Saat diamankan oleh polisi, pembakar mobil Via Vallen diduga alami gangguan jiwa. Setiap kali memberikan jawaban, pria bernama Pije itu ngelantur.
Akan tetapi, melihat kronologi kejadian hingga akhirnya Pije nekat bakar mobil mewah Via Vallen, polisi meragukan hal itu. Polisi melihat cara Pije membakar mobil Via Vallen terlatih.
"Dia (ngakunya) mabuk, minum-minuman keras dan akhirnya dia punya niat itu (bakar mobil Via Vallen)," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji kepada detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (2/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pije sudah mempersiapkan bensin dan korek untuk membakar mobil Via Vallen. Meskipun sekarang sudah bisa diintrogasi, polisi tetap akan memanggil psikiater untuk memeriksa kejiwaan pelaku.
"Itu kita harus datang ke psikiater. Kadang nyambung, nanti kita bicara panjang lebar, ntar ngomongnya lain lagi. Maksudnya kadang-kadang gitu (ngelantur)," jelas Sumardji.
![]() |
"Kayak ada pengaruh, halusinasi gitu," sambungnya.
Pria yang memiliki KTP asal Medan itu mengaku kepada polisi hidup sebatang kara. Sudah sekitar 7 hari luntang-lantung di sekitaran rumah Via Vallen.
Keinginannya bertemu Via Vallen juga sudah pernah disampaikan langsung oleh Pije. Pria berusia 41 tahun itu memberanikan diri bertamu ke rumah Via Vallen, tapi selalu ditolak dan tak diizinkan bertemu.
Sumardji mengatakan saat ini kondisi Pije memang sudah jauh lebih tenang. Akan tetapi, untuk memastikan dia mengidap gangguan jiwa atau tidak polisi belum bisa memastikan.
"Sudah lebih tenanglah ya (kondisinya). Sekarang belum bisa kita simpulkan gila atau tidak. Tapi, kami akan ajukan datangkan psikiatri," tegas Sumardji.
Kemarin, polisi juga sudah melakukan olah TKP. Pije juga didatangkan langsung ke tempat kejadian perkara yang berada di samping rumah Via Vallen.
Pije memberikan penjelasan detik demi detik bagaimana dirinya melakukan aksi membakar mobil Via Vallen.
(pus/dar)