"Tapi caranya harus agak sedikit kreatif, kalau biasanya kan pengajian empat bulanan itu mengundang anak yatim, pengajiannya dilakukan di rumah, orang datang ke rumah. Nah sekarang kan kita tidak mungkin mengundang orang datang ke rumah kita di tengah PSBB ini," imbuh Rachem Maryam.
"Jadi mungkin kita akan melakukannya di pondok-pondok pesantren, dan panti-panti yatim, tapi dilakukan titip doa. Mereka melakukan di tempat masing-masing jadi tidak ada pergerakan mobilisasi, pergerakan masa dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Jadi cukup dilakukan dibeberapa tempat sekaligus," tandas anggota DPR RI itu.
Dalam kondisi yang serba sulit ibi, Rachel Maryam tetap bersyukur. Sebab kehamilan keduanya ini adalah sebuah penantian panjang dengan sang suami, Edwin Aprihandono, selama 8 tahun.
"Bersyukur pasti namanya ini kehamilan yang sudah ditunggu-tunggu, ya bersyukur pasti, 8 tahun lebih ya kita tunggu, sangat bersyukur. Tapi memang keadaannya situasinya lagi kurang menguntungkan karena di luar sana lagi ada wabah COVID-19," kata Rachel Maryam.
"Tapi kita jalanin sebaik mungkin seoptimal mungkin yang penting tetep hati-hati, kalau keluar rumah kontrol dokter harus hati-hati pakai masker nggak bersentuhan dengan orang lain, mencoba nggak banyak pegang barang selama sakit. Nggak pegang apa-apa, abis pencet lift misalnya langsung ke kamar mandi cuci tangan ya kita jalani protokol kesehatan," ujar wanita 40 tahun itu.
(hnh/nu2)