Marcell: Jujur gue pernah sekali bolong gara-gara kepala gue pusing banget. Gue ngerasa nggak enak, masa gue bolong sih cuma karena kepala sakit, gue bolong sih. Kayak nggak enak gitu. Jadi nggak terima gitu. Padahal gue bisa (tetap puasa).
Nabila: Yang gue salut dari dia, maksudnya baru puasa pertama baru sekarang puasa. Kerjaannya lumayan berat, naik turun tangga, pakai masker karena ngecat, tapi kayak biasa aja.
Pernah ada insiden tiba-tiba lupa terus minum?
Marcell: Bukan sengaja. Itu buka bumbu kacang buat gorengan hahahaha, gue kan refleks ya, gue buka (plastik sambal kacangnya pakai mulut) kok pedas berasa. Ya gue tanya kan batal nggak ya kalau gitu. Nggak batal karena gue nggak sengaja.
Istri sangat andil dalam membimbing Marcell di Ramadhan kali ini?
Marcell: Kebetulan alhamdulillah gue mualaf dari November, jadi kayak salat pun sudah dikasih tahu, sudah diajarin. Paling Nabila yang bantuin selama Ramadhan siapin makanan, sama sahur doang.
Nabila: Paling kayak cara baca niat puasa, doa buka puasa bacaannya apa. Terus setiap salat di-guide kayak surat-surat pendek baru gitu. Dia sudah hapal beberapa, kita selama salat yang diulang itu terus. Belajar nambahin surat baru, gue yang guide dari belakang.
Apa yang kalian rasakan sekarang jalani momen Ramadhan sebagai suami dan istri?
Marcell: Kalau gue nggak tahu karena gue lagi belajar. Jadi menurut gue itu belajar.
Nabila: Tapi kalau untuk gue, itu sesuatu yang kayak, 'Oh nggak nyangka. Siapa sangka gue menikah dengan seorang mualaf gitu sih.' Kayak jujur pas gue single kemarin, gue tuh salat bolong-bolong, meskipun gue hapal, juz 30 tuh hapal. Tapi gue jarang menerapkan lagi. Nah, pas sama Marcell gue pikir, oh dia mualaf (Marcell dipikiran Nabila hanya) 'Gue coba masuk Islam, belajar pelan-pelan.' Rupanya dia lumayan kencang juga. (Marcell punya keinginan) 'Pokoknya gue mau belajar, ayo cepat salat.' Jadi kadang-kadang gue malas, dia yang narik gue. Gue jadi ke-trigger, 'Oh iya kita harus bantu Marcell.' Jadi pas salat pun gue tetap minta dia jadi imam, intinya gitu. Emang ada perubahan di gue, 'Oh gini ya di-lead seorang mualaf.' Gue belum pernah.
Marcell pengen belajar sama ustaz untuk khatam Al Quran?
Marcell: Rencana ada, cuma pelan-pelan. Gue nggak bisa telan ilmu terlalu banyak. Gue kan dibimbing. Kayak belajar anak SD apa dulu yang mesti belajar, salat, bacaan, baca Al Quran, pelan-pelan. Nggak bisa langsung gue plek, pasti gue nggak bisa.
Nabila: Mendalami Islam secara ke ustaz harus pelan-pelan banget. Karena kita orang awam, takut ada banyak masukan informasi, gue takut Marcellnya kaget. Jadi benar-benar basic dulu.
(nu2/nu2)