Acara yang digelar secara live di YouTube tersebut turut menampilkan seniman-seniman campursari, salah satunya adalah Staso, putra dari Didi Kempot. Selain itu, mereka juga menjadikan acara tersebut sebagai ajang penggalangan dana untuk para korban Corona.
Sebagai pembuka, seniman bernama Mr Mbolo menceritakan awal mula perkenalannya dengan Didi Kempot. Pria yang sempat terlibat di Srimulat itu diajak mengamen oleh adik Mamiek Prakoso tersebut saat keduanya berada di Jakarta.
Ternyata hal itu jadi awal kariernya di dunia musik, khususnya ranah campursari. Ia pun sangat berterima kasih dengan sosok Didi Kempot yang jadi mentornya.
"Saya sebagai salah satu musisi campursari mengakui jika Mas Didi Kempot sangat membantu dan mendidik saya. Kita harus berterima kasih atas karya-karya beliau yang menafkahi banyak musisi," ujar Mr Mbolo yang juga membawakan lagu miliknya 'Janji Palsu'.
Ia pun mengenang saat ada lomba ngamen pada tahun 80'an di Jakarta. Mereka menang juara satu dengan lagu 'Modal Dengkul' dan ternyata ada salah satu orang Suriname yang menyaksikan penampilan mereka. Hal itulah yang menjadi jalan pembuka mereka tampil di negara tersebut.
Selain itu, salah satu rekan musisi yakni Erick Sukirgenk yang juga hadir di acara tersebut. Ia pun sempat menceritakan momen saat dirinya mengetahui kabar meninggalnya Didi Kempot.
"Jam 8 pagi dapat kabar beliau meninggal. Saya pun pergi ke dapur dan nangis, terus saya bikin lagu selama setengah jam," ungkapnya sebelum membawakan lagu 'Stasiun Balapan'.
Saat ditanya seperti apa sosok Didi Kempot di mata dirinya, ia pun mengaku pelantun 'Cidro' lebih dari sekadar maestro musik.
"Menurut saya, Didi Kempot itu seperti wajah Indonesia. Ia seperti salah satu lambang budaya," pungkasnya.
(ass/mau)