Ario Bayu pernah bekerja sebagai tukang cuci piring saat tinggal di Selandia Baru. Pada saat itu, usianya masih remaja yaitu 15 tahun.
"Saya pernah jadi tukang cuci piring di Selandia Baru di restoran Thailand delapan bulan kurang lebih," ujar Ario Bayu saat ditemui di Trans TV, Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (28/4/2020).
"Kadang di resume saya, saya taro kalau interview saya sampikan, 'wah saya dulu selalu menjaga kebersihan piring'," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dilakukan Ario Bayu bukan karena kekurangan ekonomi. Ia bekerja untuk mencari tambahan untuk uang jajannya dan mencari pengalaman.
Pada saat itu, Ario Bayu masih bersekolah. Ia bekerja sepulangnya sampai malam.
"Bukan, bukan ekonomi. Tapi karena pengalaman. Buat saya rejeki itu pengalaman, mau punya rejeki banyak harus punya pengalaman. Pengalaman itu membuat saya, ya ini saya jadi nggak malu," ungkap Ario Bayu.
"Ngapain malu, kalau gelas gue nggak dicuci gimana gue bisa bikin kopi lagi buat customer berikutnya. Emang udah fungsi aja, buat apa malu toh juga dengan cuci piring ini saya juga dapat rezeki," pungkasnya.
(hnh/imk)