Rachel Amanda menjadi volunteer di Youth Advisory Panel United Nations Population and Fund (YAP-UNFPA). UNFPA adalah salah satu lembaga di bawah otoritas majelis umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Lembaga ini berfokus pada isu-isu kependudukan dan kesehatan.
"Lucu juga sih kalau aku tergabungnya direkomendasi sama teman, 'Kenapa lo rekomendasiin gue?'. Teman aku bilang karena aku anak psikologi. Setelah masuk, gue justru ngerasa sebagai aktris, gue memang anak psikologi tapi gue belum kerja praktik," kata Rachel Amanda dalam perbincangan dengan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situ, Amanda bersyukur dirinya mendapat banyak pengalaman baru. Rachel Amanda juga senang ketika mendapat kesempatan untuk hadir di pertemuan-pertemuan yang memberikannya pandangan baru tentang kehidupan.
"Kerja di badan yang berhubungan degan psikologi, alhamdulillah atasan-atasan aku kasih kesempatan aku untuk meeting ini, itu, semakin beragam latar belakang yang ikut tuh bagus," tuturnya.
"Kayak aku tuh seniman pasti aku punya perspektif yang baru atau yang lain juga soal isu ini, kalau di-track balik ke belakang, tahun 2015 aku terlibat film pendek yang diproduksi Komnas Perempuan tentang anak SMA yang dinikahkan paksa setelah diperkosa sama pacarnya, ketika bergabung ya udah. Aku baru sadar ternyata film bisa jadi tools yang ampuh untuk bicarakan sesuatu," cerita Rachel Amanda awal mula dirinya aware dengan isu pendidikan seksual, wanita, kekerasan berbasis gender, dan pemuda.
(pus/dal)