Banyak hal yang disimpan Meggy selama menjadi istri kedua. Ada hal yang membuat Meggy sebenarnya tak terima tapi itu dia anggap sebagai risiko. Kepada detikcom di akhir tahun 2019, ibu beranak tiga itu mengungkapkan bagaimana dia terus mendapat cap sebagai pelakor.
Bahkan Meggy merasa tak pernah merebut suami orang. Meggy sampai saat ini, bertahan sebagai istri kedua walaupun ada rasa pedih yang dirasakannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang yang poligami punya alasan sendiri kenapa mereka menerima jadi istri kedua. Apakah itu memang pilihan, atau bukan pilihan seperti aku," kata Meggy.
Saat itu Meggy ingat dirinya masih berusia 22 tahun. Dia mengakui secara lahir dan batin tidak siap menerima kondisi sebagai istri kedua. Meggy mengatakan banyak yang menudingnya sebagai perempuan tak tahu diri.
Banyak komitmen yang ditempuh oleh Meggy dan Kiwil. Belasan tahun, Meggy menjadi istri kedua dan berusaha menerima dirinya bukan prioritas sang suami. Meggy belajar menyerahkan Kiwil ke istri pertama, Rochimah.
Bahkan Meggy dan Kiwil pernah bercerai pada tahun 2011 dan mendapat akta cerai pada 2012. Tapi, tahun 2013 mereka rujuk. Meski sudah resmi menjadi suami dan istri lagi, Meggy mengatakan intensitas pertemuannya dengan Kiwil tetap jarang.
Saat ini Meggy merasa pernikahannya dengan Kiwil hanya menjaga status tapi tidak ada nilai ibadah. Setelah belasan tahun menjalani poligami, tiga tahun belakangan Meggy mulai bisa berdamai dengan diri sendiri. Dia pun jauh merasa lebih tenang menjalani kehidupan saat ini bersama tiga anaknya.
(pus/kmb)