Meggy menceritakan kepada detikcom, tidak mudah sebenarnya untuk berpisah. Karena pernikahannya saat ini bukan lagi hanya bicara soal Meggy dan Kiwil.
"Berpisah sangat susah tapi pada saat berpisah itu Papanya anak-anak sih ya yang gencar untuk kembali, minta balik lagi. Intinya belum bisa merelakan saya menjadi milik orang lain," kata Meggy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah resmi menyandang status janda Kiwil, Meggy rujuk dan menikah lagi dengan Kiwil. Selama menjanda, Meggy mengalami hal-hal yang luar biasa.
"Jadi secara agama sudah bercerai selama 2 tahun. Itu pengalaman yang luar biasa merasakan seorang janda, merasakan the real jadi seorang bapak sekaligus ibu. Saya kalau sekarang ini, saya menjadi ibu dan bapak untuk anak-anak saya, jika suami tidak berada di samping saya. Kalau dulu sempat benar-benar merasakan single parent," ungkap Meggy.
Meski sudah resmi menjadi suami dan istri lagi, Meggy mengatakan intensitas pertemuannya dengan Kiwil tetap jarang. Saat ini Meggy merasa pernikahannya dengan Kiwil hanya menjaga status tapi tidak ada nilai ibadah.
"Karena intensitas ketemu suami jarang, jadi kadang aku merasa kita hanya menjaga status tapi ngak ada nilai ibadah. Itu bukan hal yang mudah. Saya menghargai para wanita yang bisa menerima dipoligami, rela berdamai sama diri sendiri. Kita manusia, perempuan hidup punya ego dan cemburu, mengontrol rasa itu untuk negatif jadi positif susah," beber Meggy.
Pergulatan batin yang dirasakan bisa menyerang psikis dan kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, Meggy perlahan berdamai dengan diri sendiri.
Saat belum bisa berdamai dengan diri sendiri, Meggy bolak-balik ke UGD karena kondisi kesehatannya.
"Secara mental, kesehatan itu bisa ganggu psikis seseorang dan itu saya mengalami. Fisik jadi penyakit, gastritis, asam lambung tinggi, bolak balik UGD saat itu ketika belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Saya harus berjuang, bukan berjuang merebut suami orang. Saya berjuang untuk saya dan anak-anak saya," tukas Meggy.
(pus/tia)