"Nikah muda dulu udah pernah (terpikirkan) cuma setelah dipikir-pikir nikah tuh bukan jawaban dari segala masalah," tutur Anya Geraldine kepada detikcom, Jakarta Selatan.
Anya mengingatkan menikah itu butuh semua yang matang untuk dua belah pihak. Kematangan mental, kejiwaan, dan financial sangat penting untuk diwujudkan terlebih dahulu sebelum menikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua kali berpikir untuk menikah muda, membuat Anya terkenang dengan perceraian orang tuanya. Setelah bercerai, sang ayah tinggal di rumah lain bersama istrinya. Sedangkan Anya bersama sang bunda.
"Jadi aku dari kecil dibesarin sama mamaku sendiri, papaku kan udah pisah dan tinggal di rumah lain. Punya istri, entah deh gue," ceritanya.
"Terus abis itu aku selalu kayak mikir, gue pengin deh punya keluarga sendiri, nanti deh gua pengin cepat-cepat nikah. Jadi dulu aku pernah pacaran 6 taun dari aku SMP sampai kuliah, dulu aku sempat kepikiran begitu lulus langsung nikah deh sama ni orang. Pacarannya juga udah lama, terus ternyata putus," sambung Anya.
Dia melihat segala sesuatu yang terburu-buru berujung tidak baik. Anya tak ingin pernikahannya kelak seperti ayah dan ibunya.
"Ujungnya selalu ketahuan kalau kita nggak cocok. Yaudah untung dong, berarti nggak dikasih jalan buat nikah. Kalau ternyata nikah dan nggak cocok, bisa cerai kayak papa mama aku," tegas Anya Geraldine.
(pus/dar)