Jakarta -
'Kucumbu Tubuh Indahku' terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Academy Awards atau Oscar 2020. Bersama film dari negara-negara lainnya, film garapan Garin Nugroho itu akan bertarung agar dapat masuk nominasi dalam ajang penghargaan bergengsi tersebut.
Film tersebut terinspirasi dari kisah hidup penari Lengger, Rianto. Berkisah tentang perjalanan hidup Juno (Raditya Evandra dan Muhammad Khan) dari mulai kecil hingga dewasa.
Dengan latar sebuah desa di Jawa, film tersebut banyak mengangkat soal tari Lengger. Meski berlatar tradisi, tetapi Garin Nugroho yakin film tersebut masih bisa terasa relevan bagi khalayak mancanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya tradisi itu tidak berarti bukan sesuatu yang kontemporer. Tradisi itu justru paling adaptif dibandingkan yang kontemporer," tutur Garin dalam sesi wawancara dengan detikHOT.
Terlepas dari latarnya, Garin mengatakan 'Kucumbu Tubuh Indahkan' juga memotret persoalan yang universal, yakni soal tubuh dan seksualitas.
Menurutnya, persoalan gender yang diangkat ke dalam filmnya terjadi di mana-mana. Sebab persoalan hubungan raga dengan tubuh adalah masalah pokok manusia.
"Dalam Lengger itu kan isunya maskulin-feminin, itu yang ada dalam Lengger itu tidak akan pernah mati, dalam sejarah peradaban manusia, baik dengan tubuh maupun dengan alam," kata Garin.
Ketika menggarap filmnya, Garin Nugroho melakukan riset mengenai tubuh dan trauma, yakni keterkaitan bagaimana tubuh memandang trauma. Hal itu juga menjadi bahasan yang muncul dalam filmnya.
"Trauma kan ada trauma pribadi, trauma sosial, trauma politik sampai religi. Oleh karena itu film ini menceritakan soal tema perjalanan anak kecil mulai dari masa kecil, remaja dalam ruang sosial hingga dia harus menjalani masa politik," jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman