"Pada saat itu aku masih yang ini iya nggak ya, ini benar nggak ya, masih belum merasa oh iya anak gue begini itu nggak," ujar Wina dalam channel YouTube miliknya, saat dikutip detikHOT.
Kemudian, Anji dan Wina pun mencari dokter lain. Mereka mendatangi empat dokter tumbuh kembang anak berbeda. Hasilnya membuat mereka makin bingung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai akhirnya Anji dan Wina belajar ikhlas menerima kenyataan kalau Sigra memang anak 'istimewa'. Mereka pun langsung mengambil langkah untuk menangani Sigra dengan baik.
"Tapi akhirnya kita menerima sih. Harus menerima. Kami menerima bahwa Sigra itu ASD maksudnya dia istimewa. Maksudnya menerima bisa dengan tersenyum oh oke-oke kita harus tangani dia," tutur Anji.
Setelah itu, Anji dan Wina balik ke dokter yang pertama kali mendiagnosa Sigra sebagai anak autis. Di situ, anak kelimanya diminta untuk diet dan dibatasi segala asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Jadi Sigra benar-benar dibatasi makannya, dia harus bebas gluten, jadi dia susu sapi tidak boleh, turun-turunannya kayak keju, yang paling pnting itu. Dan akhirnya tes alergi ketahuan juga Sigra nggak boleh telur. Itu benar-benar dia harus dijaga makanannya, harus bebas dari beberapa itu tadi. Dan setelah kita coba sangat-sangat berpengaruh," kata Wina.
Terapi dan diet untuk Sigra pun mendapatkan hasil positif. Anak Anji dan Wina itu berubah drastis dan perlahan membaik.
"Yang jelas tantrumnya jadi hilang. Yang jelas sih terapi yang menyenangkan yang dilakukan membuat Sigra lebih baik sampai hari ini, jauh lebih baik," ujar Anji.
(mau/doc)