Mengenal Usmar Ismail Sang Bapak Perfilman

Berita Populer

Mengenal Usmar Ismail Sang Bapak Perfilman

Prih Prawesti Febrian - detikHot
Minggu, 31 Mar 2019 07:13 WIB
Foto: Usmar Ismail (ist.)
Jakarta - Setiap tanggal 30 Maret seluruh sineas dan penikmat film Tanah Air merayakan Hari Film Nasional. Di tanggal yang sama pada tahun 1950, Indonesia mencetak sejarah dengan 'Darah dan Doa' atau 'Long March of Siliwangi' yang merupakan film pertama dari perusahaan film Indonesia.

Ditetapkannya tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional merupakan hasil konferensi dari Dewan Film Nasional pada 11 Oktober 1962. Keputusan tersebut akhirnya diresmikan pada masa pemerintahan BJ Habibie.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film 'Darah dan Doa' sendiri merupakan karya sutradara Usmar Ismail dengan penulis skenario Sirot Situmorang. Film tersebut diproduksi oleh Perfini atau Perusahaan Film Nasional Indonesia yang didirikan oleh Usmar Ismail. Produksi 'Darah dan Doa' memicu perkembangan perfilman tanah air periode 1950 hingga 1962 dan kerap disebut sebagai awal kelahiran film Nasional.

Bicara soal Usmar Ismail, dia adalah Bapak Perfilman Indonesia. Pantas jika Usmar Ismail mendapat predikat itu karena dia adalah sutradara yang membuat film pertama Indonesia.



Sebelum menjadi sutradara, Usmar Ismail dikenal sebagai sastrawan. Ia juga dikenal sebagai wartawan dan pendiri sejumlah media massa dan ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Pria kelahiran Bukittinggi, 20 Maret 1921 ini mendapat gelar BA bidang Sinematografi dari Universitas California pada tahun 1952. Ia meninggal pada 2 Januari 1971setelah mengalami stroke.

Dan kini film Indonesia sudah mencuri perhatian di festival internasional. Sebut saja, 'Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak', 'Kado', 'The Night Comes For Us', 'Sekala Niskala' dan 'Pengabdi Setan' sudah membuktikan hal tersebut. (wes/nu2)

Hide Ads