"Ketinggian air lima meter jadi saya nggak bisa menggambarkan, conblock di lapangan sampai terkelupas tembok tebel sekitar 0,5 meter jebol jadi cukup membuat tubuh manusia terpontang panting," tutur Ifan seusai memakamkan istrinya di TPU Tamanarum, Ponorogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasakan sakaratul maut," kenang dia.
Tonton video: Cerita Ifan Seventeen Terkatung-katung di Laut Selama 2 Jam
Ifan pun meminta doa dari masyarakat Indonesia untuk para korban tsunami. Bukan hanya ditujukan kepada personil seventeen dan istrinya tapi juga ratusan korban lain.
"Saya minta doanya untuk semua korban agar diterima di sisi Allah SWT, diampuni dosanya dan ditempatkan di tempat yang mulia," tandas dia.
Usai mengantarkan istrinya sampai di peristirahatan terakhir, Ifan pun kembali menuju rumah duka di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Kepatihan, Ponorogo. (kmb/pus)