"Ya biasanya nggak semua barang aku pilih sih, kayak baju tidur ya aku nggak pilih," ujar Ajun sambil tertawa saat ditemui di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).
Biasanya, Ajun Perwira mengiklankan produk seperti jam ataupun handphone. Ia menolak endorse untuk produk peninggi badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk harga, Ajun Perwira mengaku menyesuaikan produknya. Jika produk sudah punya nama, dia bisa memasang harga besar sekali posting endorsement di Instagramnya.
"Kalau brand-brand yang sudah bagus, sudah besar, ya dibudgetin gede. Nggak lebih dari Rp 10 juta. Tapi ada kayak paket-paket misalnya di atas Rp 10 juta tapi postingnya perbulan tiga kali," beber Ajun.
Bagi Ajun, endorse bisa menguntungkan kedua belah pihak. Hal itu juga bisa membantu usaha pedagang.
"Ya mungkin karena buat bantu promo, terus ngerasa produknya match sama aku, atau karena kenal sama pemiliknya. Atau biasanya juga kenalan dari temannya teman. Karena membantu untuk berjualan, sistem marketingnya dia juga. Jadi kan, sama-samaa menguntungkan, mutualisme. Aku dapat untung dari dia, dia produknya banyak yang tahu banyak yang beli," pungkas Ajun Perwira.
(mau/nu2)