Sebagai ayah, penyanyi yang dulu terkenal dengan liriknya yang ceplas-ceplos itu merasa sangat penting untuk menanamkan ilmu agama untuk anaknya.
"Ya ayah kan seorang teladan ya, saya sih daripada menjadi penceramah bagi anak-anak lebih baik menjadi temen mainnya dia. Teman sama-sama belajar, teman sebagai kekasih atau sahabatnya, sehingga nanti saling melengkapi, ketika dia berkeluarga nanti kehilangan teman mainnya, teman belajarnya, juga sahabat sejatinya, jadi kalau soal agama itu memperhatikan diriku dulu deh," ujar Dik di Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salat lima waktu dulu yang bener, karena sudah pasti Abdullah dan Aminah itu melahirkan Rasul dan orang saleh dan saleha bertemu, karena dalam filsafat agama anak saleh itu dilahirkan dari orangtuanya yang saleh dan saleha, dari guru-gurunya yang saleh dan saleha, dari lingkungannya juga yang baik, sakinah mawadah warahmah penuh cinta dan kasih, maka keluarganya akan bisa mewadahi rumah dan lingkungannya nanti," jelasnya.
Sementara itu dalam pergaulan Dik mengaku tak pernah khawatir terhadap anak-anaknya. Ia pun mengumpamakan seperti pohon.
"Aku salat, kamu salat, aku puasa kamu puasa, kenapa kita bisa khawatir, sedekah juga kamu juga, tetapi kenapa kita khawatir, jadi semuanya seperti rangkaian pohon. Kita sedang menabur benih, menyirami, tumbuh ada pohon yang gersang, ada pohon yang rindang, ada pohon yang tumbuh banyak, kenapa bisa begitu? Ternyata pohon itu analogis saja. Dia butuh air, air itu adalah zikir. kalau orang berhenti berzikir, mesti dia khawatir," bebernya.
Ini bukti kepedulian Dik Doank pada Palestina:
(fbr/kmb)