Ide itu pun muncul saat ia diundang menjadi spokenperson Democracy of Centennial. Dimana mereka mempresentasikan generasi Z yang akan berbagi ide dan mimpinya untuk menjadi bagian dari perubahan di Indonesia.
"Fashion industry itu industri yang limbahnya itu paling besar di dunia jadi siapa tahu kita bisa mengurangi itu dengan 3D printing tapi buat baju," ujarnya saat ditemui di 'TELKOM melahirkan gerakan Democracy of Centennial', Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, eks personel girlband 'Princess' itu juga ingin memperhatikan penampilannya sebagai seorang penyanyi.
"Kayaknya aku tuh ciri khasnya kayak casual banget tapi aku kadang suka pakai leather jacket atau kadang bajunya simpel tapi pakai boots atau pakai topi.
Aku casual tapi harus ada sesuatu yang pop up," tuturnya.
"Karena aku sebagai penyanyi harus comfortable aja di atas panggung aku jujur nggak terlalu comfort kalau di atas panggung pakai heels. Jadi aku meminimalisir penggunaan heels jadi aku lebih senang pakai sneakers, atau mungkin pakai sepatu telpek tapi yang ada pita-pitanya atau gimana," pungkas wanita 23 tahun itu. (hnh/doc)











































