Seharusnya, hari ini Yama dan Arfita melakukan pertemuan untuk mediasi. Namun, karena sibuk, Arfita mengatakan belum bisa bertemu.
"Memang betul, beliau (Henry Indraguna) juga komunikasi dengan istri saya sebagai jembatan antara kami. Ketika surat sampai ke istri saya, siang, langsung dari pihak sana menelepon saya. Kedua mertua saya menelepon, intinya mereka minta untuk minta diselesaikan dengan jalur kekeluargaan saja," ucap Yama Carlos ditemui di kantor pengacara Henry Indraguna, Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kekecewaan semakin menjadi ketika hari ini, Arfita kembali membatalkan janjinya untuk melakukan mediasi. Pihak Yama merasa keluarga sang istri tidak nyaman dengan bahasa mediasi.
"Mas Yama sudah menjelaskan mediasi ini bukan upaya hukum. Kalau misal nggak nyaman dengan istilah mediasi, mereka mau ketemu dulu berdua. Mudah-mudahan minggu depan nggak sibuk. Bukan alasan atau suatu ulur waktu," timpal Henry Indraguna selaku kuasa hukum.
"Dari pihak sana tapi ada ucapan pihak sana yang menyebut pokoknya anak saya nggak bakal datang," tambah Yama.
Bintang film 'Pasukan Garuda: I Leave My Heart in Lebanon' itu pun sulit memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh mertuanya. Sebagai kepala keluarga, Yama Carlos merasa mertuanya terlalu banyak ikut campur.
Termasuk soal nama anak pertama Yama dan Arfita. Yama memberi nama anak laki-lakinya, Marco Armanda Blessio Carlos. Sedangkan Arfita memanggil anaknya dengan nama Zio.
"Seputar keputusan itu aja. Saya kan kepala keluarga, kepala rumah tangga kan cuma satu, jadi keputusan di tangan saya dong," tegasnya.
"Iya (termasuk nama anak). Itu anak saya, anak laki lagi. Mereka nggak ada hak itu mengatur nama anak saya. Empat bulan di rumah mereka gimana saya mau mantau," ujar Yama geram.
Kini, Yama Carlos ingin bicara baik-baik dengan Arfita. Dia berharap anak dan istri bisa kembaki pulang ke rumahnya dan kembali menjalani rumah tangga dan kehidupan bersama dengannya. (pus/nu2)