Soal syndrome tourette yang diidap Tora Sudiro, pihak RSKO belum bisa memberikan jawaban. Itu dikarenakan Tora Sudiro baru menjalani assessment hari ini.
"Saya belum bisa mengeluarkan (statement) karena saya belum tahu, karena assessment-nya baru dimulai hari ini," kata Direktur RSKO, dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ, MARS di RSKO, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekutar dua minggu pihak RSKO baru bisa mendapatkan hasil assessment sekitar dua minggu. Setelah itu, baru bisa diputuskan apakah tindakan lanjutan untuk bintang film berusia 44 tahun itu.
Dokter Erie juga memberikan penjelasan tentang dumolid yang dikonsumsi Tora Sudiro. Dia menegaskan dumolid memang bukan golongan narkotika.
"Dumolid ini kan sebenarnya obat dari psikiatri. Dia tidak masuk dalam narkotika. Dia obat psikotropika karena ada efek adiksinya jadi ada efek yang menguntungkan kan untuk anti cemas, untuk supaya insomnya ilang," jelasnya.
"Tapi ada efek yang buruknya, adiksi. Karena itu dia harus di bawah kontrol dokter untuk berobat," tutur Erie.
(pus/kmb)