Dara keturunan Swiss 21 tahun itu memang merasakan perbedaan saat terjun ke dunia film. Meski begitu, dia tetap ingin banyak belajar dalam bidang apapun.
"Sinetron lebih instan, tapi kalau film bisa lebih dalam, lebih banyak feeling, lebih natural. Bedalah experience-nya," ujar Anggika kepada detikHOT, di Kemayoran, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah nggak setuju sih. Sinetron karyanya juga ada yang serius. Publiknya saja beda. Bukan satu enak, satu susah, tapi dua-duanya segmennya beda tapi dilakukan dengan serius," tutur Anggika. (mau/kmb)