"Dia bukan siapa-siapa, dia orang yang kebetulan saja mendapatkan kesempatan, kebetulan mempunyai kebisaan dalam berkesenian, menyanyi dan mengaji khususnya, kemudian menjadi hallucinate karena menggunakan apa yag disebut sebagai sabu. Itu saja," katanya.
Hal tersebut disampaikan Tio usai menjadi pembicara dalam dialog Polri tentang Liku Pemberantasan Narkoba di Indonesia, di Journey Coffee, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (7/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu dia lose karena dia tidak mempunyai kekuatan dasar yang cukup. Jadi banyak orang yang menggunakan sabu itu dia lose, gila dan banyak yang nggak balik. Karena yang mengguncang jiwa ya itu (menggunakan sabu)," jelas Tio.
Sebagai mantan pengguna narkoba, Tio bersyukur tak kehilangan kendali seperti yang terjadi terhadap Gatot.
"Saya Alhamdulillah tidak sampai seperti itu. Hampir barangkali, tapi tidak. Saya bisa buktikan dari karya-karya dan prestasi yang sudah ada. Bukan saya bilang (drug) it's okay, no. Drug is not okay, tapi kita harus berkarya dan bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk," kata dia.
Tio sendiri menolak untuk membahas pemilik Padepokan Brajamusti itu lebih jauh, apalagi sosok Gatot sebagai ketua Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia).
"Boleh nggak, enggak ngomongin dia? Saya muak ngomongin dia. Nggak level saya gitu. Saya nggak boleh ngomongin dia. Jadi, sudahlah," kata Tio sambil tertawa. (rni/nu2)











































