Beruntung, Ina punya cara khusus agar gaya hidup dara kelahiran 2 April 1999 tersebut tetap terpenuhi. Salah satunya dengan memberikannya modal untuk membangun bisnis sendiri.
"Soal fashionnya, beli sepatu dan tas. Kayaknya kalau ikutin terus selera dia saya bangkrut. Mendingan saya kasih modal, dia bikin bisnis dengan nama sendiri. Dia dapat income, jadi dia mandiri. Saya cuma biayain sekolah dan tempat tinggalnya. Kalau dia mau mobil dan liburan, harus pakai uangnya sendiri," kata Ina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa tahu ada keberuntungan yang baik supaya dia nggak buang waktunya begitu aja," harapnya.
Sebelum pergi, Ina dan suaminya, Jeremy Thomas memang sudah beberapa kali ke sana. Mereka menganggap lingkungan di negara Ratu Elizabeth tersebut cukup baik untuk tinggal seorang anak perempuan.
Sejak kecil, Valerie tumbuh dalam pengawasan orangtua. Mereka selalu mengikuti terus perkembangan putrinya itu. Ina pun merasa tak khawatir ketika sang anak menimba ilmu di negara orang demi meraih cita-cita tingginya.
"Di sana juga dia nggak sendiri, ada Papanya. Kadang gantian sama saja, jadi dia tetap seperti di sini, cuma beda negara saja. Di sana juga aman karena saya juga pernah keliling London sebelum dia ambil di sana. Jadi saya berusaha untuk tahu lingkungannya seperti apa," tukasnya.
Ina memang tak pernah merasa sulit mengarahkan Valerie sejak kecil. Meski dianggap sudah bisa mandiri, Valerie selalu membuat suaminya tidak tenang.
"Suami saya nggak bisa hidup tanpa dia. Dia tak bisa membiarkan Valerie pergi sendiri. Kalau dibilang mandiri, ini anak memang mandiri. Jadi kita harus tanamkan culture Indo yang kental, itu penting banget. Peraturan di keluarga nggak boleh hilang walaupun pindah ke negeri orang. Kayak adat istiadat, respect dan sopan santun," paparnya. (nu2/mmu)