"Saya masih santri kiyai. Saya masih muridnya ustad. Saya masih belajar jadi orang yang lebih baik. Saya ini pendosa. Saya sebut ini teguran dari Allah. Teguran itu diberikan kepada pendosa. Saya akui saya masih banyak dosa. Saya minta maaf ke guru-guru saya, ternyata saya belum bisa jadi murid yang baik," papar Hariri.
"Yang menyimpan nama ustad itu masyarakat bukan saya. Ketika saya terjun di bidang itu saya nggak pakai itu. Saya dipanggil Akang, nggak dipanggil ustad. Ustad pemberian dari masyarakat. Saya bilang jangan panggil saya ustad, agak aneh. Di Saudi ustad itu S3. Agak aneh juga kalau saya dipanggil ustad," bebernya lagi.